How Can They Come to Germany? (3)

Yang, teman saya dari Cina yang sedang mengambil PhD bidang solid state physics di Forschungszentrum Juelich. Kami pertama kali berkenalan ketika menunggu bis di ZOB Juelich. Ketika melihatnya menunggu bis, saya langsung teringat dengan orang yang sama yang pernah bertanya pada saya ketika saya hendak menyeberang di suatu persimpangan jalan. Ia menanyakan letak sebuah bank, maka saya hanya katakan bahwa ia bisa ambil jalan ke kanan dan nanti di dekat persimpangan, bank tersebut tepat di sisi kiri jalan.

Pertama kali saya menyebutkan asal saya selagi kami di ZOB, ia langsung memperagakan sebuah gerakan. Awalnya sulit bagi saya memahami maksudnya. Penjelasannya dalam bahasa Inggris juga kurang jelas bagi saya. Barulah kemudian saya menyadari bahwa yang ia maksud adalah olahraga bulutangkis. Ketika saya menyebutkan badminton, ia sendiri tidak tahu. Mungkin ada sebutan tersendiri untuk olahraga ini dalam Bahasa Mandarin.

Saya pun tentu bersemangat mengobrol mengenai olahraga ini. Saya katakan bahwa negaranya saat ini nomor satu di dunia untuk olahraga ini, mengalahkan negara saya. Tetapi Yang kemudian memuji salah satu pemain bulutangkis terbaik Indonesia. Saya agak kaget juga ia mengenal pemain ini. Ia katakan bahwa pemain bulutangkis Indonesia ini adalah pemain yang hebat. Saya pun juga membalas bahwa pemain ini lebih banyak menang dari pemain bulutangkis terbaik Cina, tetapi dia juga lebih sering kalah dari salah satu pemain bulutangkis Cina lainnya.

Ketika di dalam bis, saya sempat mengatakan apakah maksud dari namanya adalah Yang dari Yin dan Yang, ia seolah tidak mengerti. Berkali-kali saya mengulang pengucapan Yin dan Yang hingga saya sendiri heran sebenarnya apa bedanya cara pengucapan kata ini antara saya dan dia hingga ia sulit menangkap kata yang saya ucapkan. Cukup lama juga baru ia menyadari kata yang saya maksud. Saya pun bertanya apakah dia tahu dr. Sun Yat Sen, ia menjawab tidak tahu. Saya katakan bahwa itu pahlawan Cina, ia tetap tidak tahu orang yang saya maksud.

Sempat ia mengutarakan suatu nama, tetapi tidak jelas bagi saya. Mungkin ada nama sendiri untuk Sun Yat Sen dalam bahasanya. Tetapi ketika saya tanyakan Wong Fei Hung, seketika itu pula ia langsung bersemangat menjawab tahu. Ia katakan bahwa Wong Fei Hung adalah lebih seorang tabib ketimbang pendekar kung fu. Saudara saya Ihsan dari Duisburg pernah mengatakan pada saya bahwa Wong Fei Hung ini seorang muslim. Saya sendiri tidak tahu. Tetapi ketika Ihsan menunjukkan video yang menampilkan terjemahan kata-kata dalam mars film khas pendekar kung fu ini, maka saya berpikir rasanya pantas bila Wong Fei Hung ini seorang muslim, bahkan seorang pejuang muslim sejati. Baiklah, saya mengajak saudaraku untuk mencoba mengingat sejenak susunan lirik dan irama pada mars pengantar film pendekar ini. Judul marsnya sendiri bila diterjemahkan dalam bahasa Inggris adalah A Man of Determination, dan berikut terjemahan bait-baitnya.

With pride I face thousands of waves
My blood is hot like the red sun
My courage is strong as iron, my bones are refined as steel
My heart is boundless and generous, my vision is outreaching
I strive to strengthen myself, be a hero

To be a hero
I must exercise everyday
Be a hot-blooded hero
Hotter than the sun

Let me absorb energy from sea and sky, and explore Heaven and Earth
For ideal I venture
I watch the rising wave roars into whites, and view the cloudless sky blue and wide
I’m a man, I must strengthen myself
March ahead with pride! Be a hero
And transform my ardor, into thousands of rays

To be a hero
My blood is hot

Hotter than the sun

(Bersambung)