Science For All (3)

Ali ini adalah orang yang jelas dalam menyampaikan sesuatu. Bila kita bertanya maka ia akan berusaha sampai kita merasa jelas. Pernah suatu kali saya bertanya padanya software apa yang bisa saya pakai untuk membuat gambar sederhana seperti sebuah cell atau stack dari fuel cell, maka ia kemudian menganjurkan suatu software yang saya sendiri sulit memahami cara menggunakan software ini.

Saat itu kami sedang berjalan kaki selepas turun dari bis, maka untuk berusaha membuat saya paham, maka Ali kemudian berhenti dan berkata, "Cara kerja software ini seperti cara kerja manusia menangkap gambar. Ada sumber cahaya, ada objek, ada mata sebagai lensa. Nah tinggal tempatkan masing-masing bagian ini pada letak yang benar, maka dengan sendirinya gambar kita peroleh." Ia lalu menunjukkan lampu jalan di dekat kami sebagai sumber cahaya, kemudian mengumpamakan pohon di dekat kami sebagai objeknya, dan kami yang sedang berdiri dan mata kami diumpamakan sebagai lensa. Begitu jelas ekspresi tangan dan suaranya ketika menjelaskan cara kerja software yang ia maksud. Waktu itu saya sebenarnya ingin tersenyum, karena lucu melihat tingkah Ali, tetapi kemudian berusaha saya pendam karena melihat ia sendiri betul-betul serius.

Kemudian saya bertanya berapa waktu yang dibutuhkan untuk belajar mengenali software ini, maka ia menjawab sebulan. Jawabannya membuat saya berpikir-pikir lagi hendak menggunakan software ini. Tetapi Ali meyakinkan bahwa software ini amat andal, bahkan bila kita sudah terampil menggunakannya, maka kita bisa menghasilkan gambar layaknya sebuah foto. Ia kemudian menyuruh saya untuk membuka website software tersebut dan lihat gambar-gambar yang dipajang. Ia katakan bahwa mungkin kita mengira itu foto, tetapi sebenarnya itu adalah hasil pekerjaan menggunakan software tersebut.

Software tersebut juga free dan biasa dipakai pada sistem operasi terbuka. Akhirnya saya hanya menggunakan software lain yang lebih sederhana namun free juga untuk kebutuhan saya ini, karena ternyata sudah cukup dengan apa yang saya inginkan. Terkadang saya merasa bersalah belum mencoba software yang dimaksud Ali ini, karena betapa ia sudah bersungguh-sungguh memberikan tutorialnya pada saya. Sampai sekarang software ini masih tersimpan di harddisk dan belum di-install. Mudah-mudahan ada saatnya saya mengingat kembali apa yang disampaikan Ali dan mencobanya langsung.

Hal lain yang saya manfaatkan bila bertemu Ali adalah belajar tentang dunia Arab, khususnya Jordan dan mencari jawaban atas pertanyaan saya mengenai bahasa Arab. Ali mengatakan bahwa ketika kecil dahulu, di sekolah ia mendapatkan materi pelajaran persatuan arab. Namun sekarang materi itu tidak ada lagi di sekolah-sekolah dasar. Saya pun berujar, "Ali, persatuan arab berarti persatuan Umat Islam." Ali pun setuju dengan ini tetapi memang itulah kenyataannya saat ini. Ketika saya menanyakan kondisi Palestina, Ali lebih banyak terdiam.

Mungkin ia merasa tidak pantas menjawab karena walaupun ia tahu jelas dan geram dengan kondisi yang terjadi di sana, ia tetap belum bisa melakukan apa-apa untuk saudara-saudaranya itu. Suatu saat di mobil Ali pernah berseru, "We need acts, not words!" Ali pernah menjadi Khatib dan Imam di masjid. Bacaan Al Qurannya saya rasa adalah yang paling baik setelah imam masjid kami sebelumnya Husein, dari Lebanon. Husein ini juga masih muda. Selepas lulus dari Fachhochschule[1] Aachen yang salah satu kampusnya ada di Juelich, maka ia kemudian bekerja di Aachen dan sudah tidak bisa menjadi imam tetap masjid lagi, karena sudah tidak leluasa untuk berkunjung ke Juelich. Sesekali Husein masih terlihat ketika shalat Jumat di Juelich.

Ali ini kurang setuju jika amanah imam masjid itu diberikan pada mahasiswa atau para peneliti di Juelich, karena kemudian yang terjadi adalah ketidakkontinuan kepengurusan masjid jika mahasiswa atau peneliti itu meninggalkan kota tersebut. Ia berujar bahwa selayaknya dicari mereka yang paham ilmu agama dan ia menetap di kota ini untuk menjadi imam dan kemudian merekalah yang berusaha memakmurkan masjid dengan mengadakan kegiatan seperti sekolah Al Quran untuk anak-anak atau para jamaah.

Kemudian dana tunjangan untuk sang imam ditanggung oleh seluruh jamaah. Ia katakan begitulah yang terjadi di negaranya. Para imam masjid digaji sehingga mereka bisa fokus bekerja hanya untuk membuat masjid yang menjadi amanah mereka makmur dengan partisipasi jamaah. (Bersambung)

Catatan :

[1] Disingkat FH