Kisah Urwah Jadikan Salat Sebagai Obat Bius Saat Diamputasi

Beliau mengkhatamkan seperempat Al-Qur’an setiap harinya, selalu bangun-malam dan tak pernah meninggalkannya kecuali sekali saja, yaitu malam ketika kakinya harus diamputasi (operasi).

Dilansir dari Dakwah Islamiyyah, ketika itu para tabib kewalahan mengobati kanker kulit yang dideritanya. Penyakit itu menjalar dari kaki sampai ke betis. Sedikit demi sedikit kakinya mulai membusuk.

Mereka khawatir jika dibiarkan, pembusukan itu akan merebak ke seluruh kakinya bahkan ke tubuhnya. Akhirnya mereka memutuskan untuk memotong saja bagian yang membusuk tadi.

Dengan lemah lembut, mereka menawarkan kepadanya agar mau meminum khamr supaya tidak kesakitan selama proses amputasi dilakukan. Namun, jawaban Urwah bin Zubair sangat mengejutkan. Urwah berkata: “Tak pantas rasanya bila aku menenggak barang haram sambil mengharap kesembuhan dari Allah.”

“Kalau begitu, kami akan memberimu obat bius,” demikian saran para tabib.

‘Aku tak ingin salah satu anggota badanku diambil tanpa terasa sakit sedikitpun. Aku justru berharap pahala yang besar dari rasa sakit itu,” ujar Urwah.

Sesaat kemudian masuklah sejumlah orang yang tak dikenalnya. “Siapa mereka?” tanya Urwah.

“Mereka orang-orang yang siap memegangimu, karena rasa sakitnya boleh jadi membuatmu tak sabar dan lepas kontrol,” kata para tabib.

“Kurasa kalian tak perlu melakukannya, Insya Allah aku sanggup mengendalikan diriku,” kata Urwah meyakinkan.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Urwah akhirnya berkata kepada para tabib: “Jika memang tak ada cara lain, maka baiklah, aku akan salat, dan silakan tuan-tuan mengamputasi kakiku ketika itu!”