Agar Sukses di Bulan Ramadhan

Dewi dan Noura menjamin pertemanan sejak mereka kecil. Orang tua mereka tinggal di komplek hunian yang sama. Meski mereka bersekolah pada SD dan SMP yang berbeda, namun mereka menjadi teman satu sama lain di luar sekolahan. Barulah ketika menginjak SMA, mereka bersekolah pada SMA yang sama. Hal ini berlanjut ketika mereka melanjutkan pendidikan tinggi, yaitu memilih perguruan tinggi yang sama.

Mereka sama-sama memiliki jiwa entrepeneur. Sebelum tamat dari perguruan tinggi, mereka telah merintis bisnis kecil. Dewi bergabung dengan penerbit buku yang memasarkan produknya dengan direct selling. Mayoritas adalah buku-buku yang berkait dengan dunia anak-anak bertemakan cara mengoptimalkan kecerdasan anak sejak usia dini, yakni pada masa keemasan perkembangan intelegensinya 0-5 Tahun.

Selain buku, Dewi juga menekuni bisnis mainan edukatif anak anak. Ia menjadi personal distributor dari mainan anak yang terbuat dari kayu. Temanya pun tidak lepas dari upaya mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan anak sejak usia dini lewat dunia mainan.

Setelah berjalan hampir sepuluh tahun, kini bisnisnya membuahkan hasil. Dari segi ukuran materi, kini dia sudah membeli rumah dan dan dua buah mobil yang cukup representatif. Belum ukuran-ukuran materi lainnya.

Sementara Noura, sebelum tamat kuliah telah merintis usaha jahitan. Awalnya karena sebuah tuntutan untuk membantu rekan-rekan yang kesulitan mencari jilbab atau busana muslimah yang syar’i. Noura mengawali langkahnya dengan menerima pesanan jilbab dan busana muslimah dari teman-temannya. Ia membeli beberapa mesin jahit dan memperkerjakan beberapa muslimah untuk memproduksi jilbab dan busana muslimah permintaan dari teman-teman mahasiswinya. Bisnis itu berlanjut hingga sekarang ini.

Setelah berjalan hampir sepuluh tahun, bisnisnya memang tidak sepesat bisnis Dewi. Namun jika dihitung-hitung, sudah banyak jiwa yang tertolong dari bisnisnya itu. Jika Dewi tidak memperkerjakan orang, maka Noura telah memperkerjakan puluhan orang. Untuk karyawan tetap pada saat hari raya Idul Fitri, semua mendapatkan THR berupa dua kali gaji sesuai peraturan menteri tenaga kerja yang umumnya diberlakukan pada perusahaan yang memiliki badan hukum. Apa yang dilakukan Noura adalah sesuatu yang luar biasa ditengah kondisi banyaknya orang mencari kerja dan banyak perusahaan yang mengabaikan hak-hak karyawan.

Mengalokasikan pendapatan untuk membeli rumah atau mobil pribadi, memperluas jaringan pemasaran, menginvestasikan pada usaha lain atau memenuhi hak-hak karyawan, semua adalah pilihan yang bisa dilakukan bagi orang yang memiliki sebuah usaha. Jika suatu opsi dipilih, maka opsi lainnya akan berkurang alokasi dananya.

Pilihan Noura untuk mengalokasikan lebih banyak dana untuk karyawan adalah pilihan yang saat ini jarang dilakukan oleh pemilik usaha. Seringkali pemilik usaha bersikap eksploitatif terhadap karyawan atau karena khawatir bersikap eksplotatif pemilik usaha lebih memilih meminimalkan jumlah karyawannya.

Mereka yang cenderung eksploitatif, memang cenderung memiliki ketimpangan dengan karyawannya. Mereka mempunyai apa-apa sedangkan karyawannya tidak mempunyai apa-apa. Sedangkan bagi pemilik usaha yang menghargai jasa karyawannya, mereka rela tidak memiliki apa-apa asalkan banyak orang bisa mengambil manfaat darinya.

Dari uraian di atas kita bisa menyimpulkan tentang dua sisi pandang tentang kesuksesan. Pertama, sukses berarti memiliki kelimpahan materi tanpa memandang apakah materi itu bermanfaat bagi orang lain atau tidak. Kedua, sukses berarti memiliki nilai manfaat tanpa memandang ukuran materi yang dimiliki.

***

Setiap orang pasti menginginkan kesuksesan dari apa yang dilakukannya di Bulan Ramadhan. Ada dua pilihan yang tersedia, mengoptimalkan manfaat bagi diri sendiri atau mengoptimalkan manfaat bagi orang lain. Kecenderungan pertama nampak jelas pada orang yang berlomba atau berfokus mengumpulkan makanan untuk berbuka puasa untuk dirinya tanpa peduli kondisi orang lain. Kecenderungan kedua nampak pada mereka yang lebih menunjukkan kepedulian dan berbagi dengan sesama muslim. Peduli dengan keawaman orang sehingga mendorongnya untuk berbagi ilmu dan pemikiran, peduli dengan kesedihan orang sehingga mendorongnya untuk berbagi hati, dan peduli dengan kepapaan orang sehingga mendorongnya untuk berbagi harta.

Manusia yang paling baik adalah manusia yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lainnya. Nampaknya azas manfaatnya ini bisa dijadikan kriteria untuk mengukur kesuksesan seseorang dalam menjalani tarbiyah Ramadhan. Barang siapa yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain, tanpa melupakan manfaat bagi dirinya sendiri, maka dialah yang paling sukses menjalani tarbiyah Ramadhan. Manfaat ilmu adalah dengan memberikan nasehat dan pengarahan. Manfaat hati adalah dengan perhatian, cinta, kasih sayang, dan doa bagi keluarga atau saudara-saudaranya. Dan manfaat harta adalah dengan menginfakkan kepada mereka yang berhak dan membutuhkan.

Boleh jadi, itulah rahasianya kenapa Rasulullah Saw begitu peduli dengan kaum nasib muslimin di bulan Ramadhan. Beliau begitu cepat dan ringan dalam menginfakkan harta melebihi cepatnya atau ringannya angin berhembus. Teladan itu memberi hikmah bahwa Rasulullah Saw menginginkan ummatnya untuk lebih bernilai dan bermanfaat bagi lainnya karena kesejatian iman tercermin dari manfaat yang diberikannya bagi orang lain.

Semoga Allah membimbing kita untuk selalu bisa bermanfaat bagi orang lain, utamanya di bulan Ramadhan dimana Rasulullah Saw mencontohkan dengan memaksimalkan manfaat hidupnya untuk kepentingan ummat.

Waallhua’lam bishshawaab

muhammadrizqon.multiply.com