Delapan Penyakit Jiwa yang Dihindari Nabi Muhammad

6. Takut (al-Jubnu)

Takut  berarti  tidak berani menghadapi kenyataan atau dimaksudkan pengecut, seseorang yang tidak siap memenuhi tanggung jawab. Jiwa penakut cenderung berbohong agar  kesalahannya tertutupi dan mencari kambing hitam untuk disalahkan.

Akibatnya, muncul  rasa was-was dan ragu dalam berkata dan bertindak, pesimis, dihantui bayangan kegagalan dan sulit menentukan sikap di saat penting, karena tidak memiliki keberanian moral.

Menghindari al-jubnu dengan  mempersiapkan semua urusan yang akan dihadapi.

Ibnu Hazm berkomentar, “Bersiaplah  menghadapi  sesuatu yang tidak disukai, berkurang  sedihmu  bila  sesuatu  itu  datang. Kegembiraanmu  semakin  besar dan berlipat bila datang padamu, sesuatu yang kau sukai, dan tidak diperkirakan sebelumnya“.

7. dan 8. Terlilit utang (dhal’u al-Dain) dan dikuasai orang (qahru ar-rijal)

Orang yang berutang umumnya merasa tertekan dan jika tidak sanggup membayar, rela melakukan perintah apa saja (qahru ar-rijal) dari orang yang mengutangi asalkan lunas, bahkan rela menjual diri dan kehormatannya, karena ia dalam kendali pihak yang memberikan piutang.

Berutang dalam Islam dibolehkan. Berdosa jika seseorang  tidak  melunasinya.

Hadits di atas bertujuan agar  orang segera melunasi utang tepat pada waktu yang  dijanjikan. Sabda lain Nabi SAW:

أَيُّمَا رَجُلٍ يَدِينُ دَيْناً، وَهُوَ مُجْمِعُ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ، لَقِيَ اللَّهَ سَارِقاً (رواه ابن ماجه)

“Siapa yang berutang lalu berniat tidak melunasinya, ia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dengan status pencuri” (HR. Ibnu Majah).

[Republika]