Episode Sakura

Sakura…sakura…ima saki hokoru
Setsuna ni chiri yuku sadame to shitte
Sakura…sakura….tada mai ochiru
Itsuka umare kawaru toki wo shinji
(Sakura song by Moriyama Naotama)

Jepang identik dengan negri sakura, pekan ini sedang menikmati keindahan bunga sakura. Sakura  dalam bahasa jepang artinya mekar. Bunga ini ditanam secara berkelompok. Biasanya ditanam di pinggir sungai atau taman. Tak heran, pemandangan dominan di Jepang awal bulan april adalah rimbunan bunga sakura. Bunga sakura ada yang berwarna putih, merah muda atau putih kekuningan. Di Jepang varietas bunga sakura amat beragam, tapi yang terbanyak adalah jenis yoshino dan yamazakura. Kelopak bunganya berjumlah 5 helai tapi ada juga yang sampai 100 helai. Bunga sakura tidak memiliki daun. Begitu mekar terlihat gerombolan bunga saja. Subhanallah, indah sekali..

Proses kuncup, mekar dan mekar seluruhnya, dapat dilihat melalui sakura zensen atau peta mekarnya bunga sakura di beberapa tempat. Dinas meterologi akan memberitakan hal tersebut setiap hari melalui media cetak atau elektronik. Saat itulah semua orang sibuk mengatur jadwal untuk ohanami. Kegiatan ohanami atau menikmati keindahan bunga sakura sambil berpesta di bawah rimbunan bunga sakura, semacam kegiatan wajib warga Jepang. Budaya ohanami telah dimulai ribuan tahun yang lalu, menjadi tradisi yang tak terpisahkan. Karena mekarnya sakura menandai awal tahun ajaran baru bagi pelajar dan tahun fiskal bagi pengusaha. Ia menjadi semacam pesta selamat datang bagi warga baru dalam suatu komunitas.

Sayang….keindahan sakura yang eksotik hanya bisa dinikmati sekejap saja. Tak lebih dari dua minggu bunga ini akan menampakkan kecantikannya. Setelah itu, angin musim semi akan merontokkan kelopak bunga. Sakura adalah metafora kehidupan yang tidak kekal. Mekarnya menjadi simbol kebahagiaan tapi rontoknya kelopak bunga adalah simbol perpisahan atau kesedihan.

Enam kali menikmati mekarnya bunga sakura di negri ini, bukan hal istimewa tapi  juga tak  dilupakan begitu saja. Sakura adalah saksi perjuangan keluarga kami di negri ini. Suka duka merantau di negri orang sebagai pencari ilmu, menjadi cerita  dan bagian tersendiri dalam episode kehidupan. Oleh karena itu, ohanami menjadi semacam moment evaluasi babak kehidupan.

Saat pertama kali menginjakkan kaki di negri ini, rimbunan bunga sakura seolah menyambut dengan ucapan youkoso atau selamat datang. Selamat datang di negri yang keras alamnya tapi keras juga daya juangnya. Budaya kerja keras bukan hanya simbol tapi sebagai sebuah prestise. Seseorang dihargai karena usaha kerasnya. Tak peduli bagaimana outputnya, proses usaha keras  dimaknai  amat tinggi.

Tahun ini menjadi episode terakhir kehidupan di Jepang karena insya Allah tahun depan sebelum sakura bermekaran kami akan kembali ke tanah air. Semoga bukan hanya gelar yang dibawa, terpenting adalah spirit kerja keras yang sempat ditulari orang di sekeliling kami. Berharap spirit ini dapat ditularkan ke lingkungan terdekat kelak. Menularkan spirit kerja keras adalah wujud rasa syukur diberikan kesempatan hidup sejenak di negara maju seperti Jepang. Ketika kembali ke tanah air , bukan hanya menceritakan keindahan bunga sakura, tapi juga keindahan hidup dengan bekerja keras yang dijalankan  berkelompok. Seperti sakura yang  tampak indah jika  tumbuh  berkelompok.

Saat sakura bermekaran,
Okayama, 14 Rabiul Akhir 1430 H
[email protected]

Keterangan:
Sakura ima saki hokoru= sakura bermekaran
Setsuna ni chiri yuku sadame to shitte=mekarnya hanya sekejap
Sakura tada mai ochiru= Sakura berguguran
Itsuka umare kawaru toki wo shinji=percayalah suatu hari akan lahir kembali