Ilmu-ilmu yang Berserakan

Beberapa hari menjelang kepulangan saya ke Indonesia, saya dianggap gila oleh beberapa kawan. Masalahnya adalah, saya tidak mengambil jatah tiket pesawat yang sudah disediakan majikan saya.

Sosok yang Dirindukan

Sosoknya tegas, sederhana namun berwibawa. Di negerinya dia menjadi pemimpin yang dihormati, dialah Ahmadinejad, Presiden Iran saat ini.

Bersedekah di Kala Lapang dan Sempit

Hati saya bergetar melihat ribuan manusia memenuhi jalan utama di ibukota. Puluhan ribu umat Islam di Jakarta dan sekitarnya melakukan aksi damai dan penggalangan dana untuk warga Palestina yang terancam kelaparan, diisolasi dan dihentikannya bantuan i

Aji Mumpung Dedy

Enam bulan sudah ia di Jakarta. Enam bulan sudah kerapkali saya bersamanya menyusuri jalan-jalan Jakarta. Enam bulan pula saya perhatikan tingkah lakunya ketika berhenti di perempatan jalan. Dan enam bulan itu, setiap kali ada orang yang datang ke jend

Tetaplah Engkau Seperti Yang Dulu, Pak!

Laki-laki itu. Ruang kerjanya terbuka untuk siapa saja. Tak ada istilah ruangannya adalah tempat istimewa yang tak boleh dijamah siapa pun. Tak ada kesan kebirokratisan sehingga anak buah dan rekan kerja menjadi sungkan.

Mertua Sayang

Bersyukur saya, ketika awal pernikahan mendapatkan mertua yang begitu baik hati. Antara saya dan mertua, khususnya ibu mertua cocok-cocok saja. Malah perhatian ibu mertua saya rasakan lebih dari perhatian ibu kandung sendiri…Seiring dengan bertambah

Berat Langkah Si Tukang Siomay

Namun bukan pentingnya rapat ini yang ingin saya ceritakan, bukan pula isi dan serunya rapat yang memakan waktu cukup lama hingga larut. Adalah sepuluh menit menjelang rapat dimulai, saat saya memesan sepiring siomay kepada tukang siomay langganan di d

Pesan Mulia Kekasih Allah

Laki-laki 29 tahun itu tidak banyak bicara. Wajahnya lumayan rupawan, sehingga banyak teman perempuan sesama warga Indonesia yang sering meliriknya. Tapi ia selalu tak ambil peduli dengan itu semua.

Membuat Cinta

Waduh, saya terkesima dengan reaksi teman–teman yang tidak saya duga sebelumnya. Sungguh, maha besar Allah yang telah merekatkan hati manusia pada muara persaudaraan yang tiada batas.

Segan-Menyegan di Tepian Selat

Waktu itu mula-mula ada seorang dan hanya dia satu-satunya penjual penganan Pisang Molen. Namanya: Pisang Molen Jakarta. Tempatnya di depan SMP 1 Ponorogo, tempat saya pernah bersekolah. Pisang Molen bagi warga kota reog ini merupakan penganan baru yan