Mengenali Dukhan Tanda Kiamat Besar

Perbedaan Pendapat Ulama

Ada perbedaan pendapat ulama tentang dukhon yang dimaksud :

Pertama, kabut yang menimpa kaum Quraisy.

Yaitu kabut yang terjadi saat mereka ditimpa kekeringan dan kelaparan, karena doa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, disebabkan kesombongan mereka kepada ajaran Allah. Ketika mereka melihat ke langit, tergambar di mata mereka seakan berkabut, akibat lapar yang sangat.

Pendapat ini dipilih oleh sahabat Ibnu Mas’ud. Kemudian diikuti oleh sejumlah ulama. (Tafsir Ibnu Katsir 7/247)

Dinilai kuat oleh Imam Ibnu Jarir At-Thobari.

Imam Bukhari menyebutkan riwayat sahabat Ibnu Mas’ud tentang ini. Ketika seorang dari Kindah berbicara tentang dukhon, “Nanti di hari kiamat akan muncul dukhon yang akan menulikan pendengaran orang-orang munafik dan membutakan mata mereka.”

Mendengar ucapan ini, sahabat Ibnu Mas’ud marah,

” من علم فليقل، ومن لم يعلم؛ فليقل : الله أعلم؛ فإن من العلم أن يقول لما لا يعلم: لا أعلم؛ فإن الله قال لنبيه : ” قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنْ الْمُتَكَلِّفِينَ (86) ”  [ص: 86] وإن قريشًا أبطؤوا عن الإسلام، فدعا عليهم النبي صلى الله عليه وسلم فقال : ” اللهم أعني عليهم بسبع كسبع يوسف “، فأخذتهم سنة حتى هلكوا فيها، وأكلوا الميتة والعظام، ويرى الرجل ما بين السماء والأرض كهيئة الدُّخان.

“Siapa yang tahu ilmunya, silahkan bicara. Namun siapa tidak tahu, maka katakan saja “Allahua’lam (Allah lebih yang tahu)”. Karena Allah pernah berfirman kepada NabiNya,

قُلۡ مَآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ أَجۡرٖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُتَكَلِّفِينَ

Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak meminta imbalan sedikit pun kepadamu atasnya (dakwahku); dan aku bukanlah termasuk orang yang mengada-ada. (QS. Shad : 86)

Dahulu orang-orang Quraisy lambat menerima Islam. Lantas Nabi ﷺ mendoakan keburukan untuk mereka.

“Ya Allah tolonglah aku atas perlawanan mereka dengan masa paceklik yang pernah menimpa Nabi Yusuf.”

Akibat doa ini, mereka ditimpa kekeringan dan kelaparan selama satu tahun. Sampai membinasakan mereka. Mereka sampai memakan bangkai dan tulang belulang. Orang-orang ketika itu, memandangi langit seperti kabut.”

Kesimpulannya menurut pendapat ini, dukhon adalah asap berupa khayalan di pandangan mata saja. Bukan asap yang nyata.