Terungkap! Agen Mossad Israel Pernah Tes Intel Indonesia: 15 Menit Tekuk Musuh

Dilatih agen Israel bukan perkara mudah. Indonesia negara dengan penduduk mayoritas Muslim dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Tetapi Nichlany berkeras. “Kita akan mendatangkan instruktur dari Israel karena mereka yang terbaik di dunia,” katanya.

15 Menit Rayu Musuh
Pada Mei 1981 setelah peristiwa pembajakan Pesawat Garuda DC 9 di Bangkok, Bakin mengalami reorganisasi besar-besaran. Dari tujuh deputi, disusutkan menjadi empat.

Ketika Benny Moerdani diangkat sebagai Panglima ABRI, Pusat Intelijen Strategis diperluas menjadi Badan Intelijen Strategis (Bais). Dengan adanya atase militer di berbagai negara yang harus melapor ke Bais, jangkauan internasional lembaga ini menjadi luar biasa.

Keberadaan Bais tak urung mengebiri Bakin. Moerdani dari awal memang ingin melawan Bakin setelah intuisinya mencium ada campur tangan rahasia intelijen pemerintah di balik pembajakan Woyla. Keberadaan Bakin yang seolah meredup tentu sangat berbeda ketika pada awal-awal dibentuk pada 22 Mei 1967.

“Militerisasi Bakin yang terjadi pada awal pembentukannya ditandai dengan penempatan langsung Bakin di bawah kepemimpinan Soeharto yang dibantu oleh para perwira militer, seperti Soedirgo dan Yoga Soegomo,” kata Andi Widjajanto dalam bukunya Hubungan Intelijen-Negara.

Di saat Bais makin mencorong, Bakin merasa perlu mempertahankan kedudukannya. Pada awal 1983, seorang penasihat Israel tiba di Jakarta untuk mengajarkan teknik intelijen kepada lima pejabat junior terpilih guna penugasan di luar negeri.

Pada Juli, kandidat Bakin gelombang pertama mengunjungi Israel untuk mendapatkan pelatihan tambahan selama enam minggu tentang cara menangani agen. Pelatihan ini menekankan aspek improvisasi.

Salah satu agen intelijen Bakin yang dilatih Mossad itu mengenang bagaimana mereka dididik. Selama 15 kali kesempatan, instruktur mengajaknya ke hotel mewah dan menunjuk seorang asing yang duduk sendirian di lobi.

“Saya hanya punya waktu 15 menit untuk mengarang sebuah cerita, memperkenalkan diri dan meyakinkan orang ersebut untuk bertemu lagi dengan saya di lobi jam tujuh malam itu. Jika target menunggu malam itu, saya lulus,” ucapnya, ditulis Ken.[sindonews]