10 Sebab Takluknya Tentara Irak Di Depan Pejuang Negara Islam (1)

pasukan irakEramuslim – Jatuhnya kota Ramadi ditangan pejuang Negara Islam pada 15 Mei lalu menjadi tanda tanya besar mengenai mental dan kekuatan tentara pemerintah Irak dalam perang melawan kelompok bersenjata tersebut.

Sejumlah media dalam dan luar negeri menyebut tentara Irak tidak berbuat apapun untuk mencegah jatuhnya kota Ramadi pada pertengahan Mei lalu. Tentara pemerintah dituding sengaja meninggalkan ibukota provinsi Anbar tersebut, setelah Negara Islam meluncurkan bom mobil untuk meluluh-lantahkan sejumlah pos-pos pemerintah.

Akan tetapi dibalik semua itu, seorang analis dan pengamat politik Irak dalam wawancaranya dengan Radio Sawa pada hari Kamis (28/05) lalu mengungkapkan apa penyebab rapuhnya mental tentara pemerintah dalam peperangan kali ini.

Berikut 3 dari 10 penyebab turunnya mental tentara Irak dalam perang melawan Daash.

1. Taqlid buta kepada pemimpinnya.

Politisi Irak percaya bahwa alasan mundurnya kemampuan tentara Irak adalah taqlid buta kepada para pemimpin yang tidak memiliki keahlian dalam seni memerangi terorisme. Ini adalah alasan yang sama yang diungkapkan oleh Presiden Kurdistan Irak, Ala Talabani, dalam wawancaranya dengan Radio Sawa.

Hal sama juga diungkapkan Direktur pusat pemikiran politik Irak, Ihsan al-Shammari, dengan mengatakan bahwa kelemahan para pemimpin keamanan Irak adalah di tingkat rencana dan manajemen pertempuran para prajurit.

2. Pertarungan politik ditubuh militer.

Kolumnis Irak, Sarmad Al Tai, dalam wawancaranya dengan Radio Sawa menyatakan bahwa tentara militer Irak tidak menjalankan pertempuran militer dengan Daash, akan tetapi menjalankan pertarungan politik di antara mereka sendiri.

Sarmad Al Tai menambahkan, “Bahkan ini terkihat dalam perang Syiah dengan Daash, dimanaada perbedaan antara cara Najaf dan Teheran dalam memerangi kelompok tersebut.”

Sementara itu wakil di parlemen Irak untuk Federasi pasukan Irak, Dhafer al-Ani, dalam wawancara di yang sama mengatakan, “Perdana Menteri Al Abadi tidak memiliki kontrol mutlak dalam arena politik. Ada kekuatan lain yang berada dibelakangnya dan mengontrolnya.”

3. Kurangnya koordinasi antara tentara dan milisi Syiah

Perbedaan doktrin pertempuran antara tentara Irak dan milisi Syiah memberikan kontribusi terhadap diferensiasi antara kedua pihak, dimana relawan Syiah memiliki antusiasme dan semangat yang besar jika dibandingkan dengan militer Irak, ujar Dhafer al-Ani.

Dhafer al-Ani menekankan bahwa kurangnya koordinasi antara pasukan pemerintah dan milisi Syiah menjadikan kedua tentara tersebut terlihat bergerak masing-masing, terlebih banyak dari para pemimpin milisi Syiah yang bergerak menurut kemauan mereka sendiri. (Bersambung/Radiosawa/Ram)