Senator AS: Serangan Militer ke Iran Harus Jadi Opsi Paling Akhir bagi AS

Para senator AS baik dari partai Republik dan Demokrat sudah memberi isyarat untuk mengabulkan keinginan pemerintahnnya melakukan agresi militer ke Iran terkait dengan program nuklir Iran. Meskipun mereka mengatakan bahwa serangan militer harus dijadikan opsi terakhir.

"Itu pilihan paling akhir. Segala sesuatunya harus dipikirkan masak-masak. Tapi tanpa ada alasan kuat lantas mengatakan kita harus melakukan pilihan militer, itu gila," kata Senator John McCain dari partai Republik wilayah Arizona.

Senator Evan Bayh dari partai Demokrat wilayah Illionis yang juga anggota Komite Intelejen Senat menyatakan masalah nuklir Iran menyangkut elemen-elemen yang sensitif. Jika melakukan serangan ‘akan menghambat pengembangannya secara dramatis.’

"Dalam hal ini, serangan militer selayaknya menjadi pilihan terakhir. Kita harus menggunakan cara lain yang mungkin dalam menangani masalah ini," kata Bayh dalam acara CNN ‘Late Editon’.

Bayh menilai Presiden George W. Bush tidak menghiraukan kepentingan nasional rakyat AS dan sudah menciptakan ‘dilema’ dengan mengabaikan masalah Iran selama empat tahun belakangan ini.

McCain mengatakan, pertikaian masalah nuklir merupakan situasi yang paling sulit dihadapi AS sejak berakhirnya perang dingin dan berganti dengan perang melawan terorisme. "Kita harus mengajukannya ke PBB sekarang juga agar dijatuhi sangsi. Jika Rusia dan Cina dengan alasan tertentu tidak mau campur tangan, maka jangan bergabung dengan kami, kita harus maju terus dengan negara-negara yang mau saja," sambung McCain.

Masalah nukir Iran memang makin memanas, setelah Iran menyatakan menolak moratorium selama dua tahun terhadap riset nuklirnya yang diajukan AS dan mayoritas negara-negara Eropa. Iran meyakinkan bahwa pengembangan nuklirnya diperuntukkan untuk kebutuhan damai dan bukan untuk membuat bom atom seperti yang dituduhkan Barat. Kekesalan Iran mencapai puncaknya, karena AS dan sekutunya akan membawa masalah Iran ke Dewan Keamanan PBB. Negara yang kini dipimpin Ahmadinejad itu mengancam tidak mau lagi membuka kerjasama atas pemeriksaan fasilitas-fasilitas nuklirnya jika persoalan nuklirnya dibawa ke Dewan Keamanan.

Di sisi lain, kemungkinan pertikaian antara Iran dan Barat yang akan meluas menjadi pertikaian bersenjata, menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya krisis harga minyak, mengingat Iran adalah negara pengekspor minyak mentah keempat terbesar di dunia dan kedua terbesar di organisasi negara-negara pengekspor minyak.

Para pakar dan pejabat pemerintah mengatakan, akan sulit menghancurkan program nuklir Iran karena kebanyakan program nuklir Iran dibangun di bawah tanah dan tersebar di banyak lokasi. Selain itu, pilihan serangan militer ke Irak, akan membakar kembali sikap anti Amerika di Timur Tengah, mendorong intervensi lebih jauh Iran ke Irak serta akan memicu kelompok-kelompok Islam untuk melakukan serangan-serangan baru ke Barat.

Anggota Komite Intelejen Senat AS lainnya dari Partai Republik wilayah Mississipi, Trent Lott mengungkapkan, AS punya kapabilitas untuk menyerang Iran, tapi tindakan itu akan sulit dilakukan dan pilihan lain harus diupayakan. (ln/aljz)