Pemain Sepakbola Inggris: Islam Tidak Pernah Mengajarkan Terorisme

Sudah menjadi rahasia umum, rasisme menjadi salah satu persoalan di klub-klub sepakbola di Eropa, baik di kalangan pemain maupun pendukung fanatik klub-klub sepakbola bersangkutan.

Dalam film dokumenter berjudul "Islamofobia", pemain sepakbola asal Mesir yang kini bergabung di klub sepakbola Middlesborough mengkritik sikap rasis yang kerap terjadi dalam pertandingan-pertandingan sepakbola di stadion-stadion di Inggris.

Ahmed Houssam, yang lebih sering dipanggil Mido, pernah mengalami hal tersebut. Dalam pertadingan di stadion St.James Park milik New Castle United beberapa waktu lalu, para pendukung kesebelasan lawan meneriakinya "Mido bawa bom", setelah ia berhasil memasukkan satu gol ke gawang lawan.

Mido yang kebetulan seorang Muslim, mengecam keras tindakan tersebut dan mengatakan bahwa terorisme sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang damai. "Agama kami tidak pernah mengajarkan untuk membunuh orang yang tak berdosa," kata Mido dalam film dokumenter yang dibuat untuk proyek amal "Show Racism the Red Card".

Film dokumenter itu mengungkap berbagai kasus rasisme yang menimpa umat Islam di Inggris, paska serangan 11 September di AS dan serangan bom di London pada 7 Juli 2005.

Dalam film dokumenter tersebut, Mido juga menyesalkan sikap rasis para pecinta sepakbola terhadap dirinya saat pertandingan di stadion St. James Park. "Sama sekali tidak beralasan, mendengar perkataan semacam ini dalam kehidupan kita atau dalam persepakbolaan. Saya sangat bahagia bisa mencetak gol, tapi saya sangat kecewa dengan teriakan itu, saya sangat kecewa melihat hal ini dalam pertandingan sepakbola di Inggris karena sebagai pemain, kami semua bersatu," tukas Mido.

Menurut Mido, tidak ada masalah rasis antara pemain klub nya dan seharusnya itu juga terjadi di kalangan para pendukung klub-klub sepakbola di Inggris. Pernyataan Mido didukung oleh Manajer klub Middlesborough, Gareth Southgate yang juga kecewa atas serangan secara verbal terhadap Mido dalam pertandingan pertama timnya.

"Orang selayaknya tidak menilai orang karena agamanya. Apakah orang itu baik atau buruk. Kami punya dua atau tiga pemain Muslim, termasuk pemain asal Mesir lainnya Mohamad Shawqi," kata Southgate.

Masalah rasisme masih menjadi persoalan di klub-klub sepakbola di Eropa dan asosiasi sepakbola Eropa kerap mengenakan denda atau larangan pada tim yang para pemain dan supporternya melakukan tindakan rasisme.

Tahun 2004, bintang-bintang sepakbola Shaun Wright-Phillips, Ashley Cole, Rio Ferdinand, Jermain Defoe dan Jermaine Jenas diserang secara verbal dalam pertandingan di Madrid. Insiden ini menyebabkan Federasi Sepakbola Spanyol dikenakan denda sebesar 85.000 dollar.

Kordinator proyek "Show Racism the Red Card" Ged Grebby mengatakan, tindakan-tindakan rasisme yang dilakukan para supporter sepakbola saat ini lebih dari sekedar isu "kulit putih atau kulit hitam" tapi sudah menjalar ke latar belakang agama maupun etnis. (ln/aby)