Israel Minta "Dukungan Internasional" Untuk Serang Gaza

Rezim Zionis Israel masih tidak puas melihat penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza akibat blokade yang dilakukannya. Otoritas Israel juga berencana melakukan serangan besar ke Gaza, namun untuk serangan kali ini, Israel akan meminta dukungan dari dunia internasional.

Surat kabar Israel berbahasa Ibrani, Yediot Ahronot melaporkan, otoritas Israel akan melakukan pendekatan diplomatik ke sejumlah negara agar serangan besarnya ke Jalur Gaza mendapatkan "perlindungan internasional".

Israel merencanakan kampanye itu setelah kepala badan intelejen dalam negeri Israel (Shabak), Yuval Diskin dalam rapat kabinet hari Minggu kemarin mengatakan bahwa gerakan pejuang Hamas di Gaza sudah mampu membuat misil-misil baru yang jarak tembaknya bisa mencapai kota Ashdod dan kawasan pinggiran Beer Sheba.

Untuk mencegah Hamas menggunakan misil-misil tersebut, kata Diskin, militer Israel harus lebih dulu menghancurkannya. Diskin menuding Hamas selama ini bersedia melakukan gencatan senjata dengan Israel karena ingin meningkatkan kemampuan persenjataannya.

Gencatan senjata antara pejuang Palestina di Gaza dan Israel berakhir pada hari Jumat (19/12) dan faksi-faksi pejuang Palestina menolak memperpanjang gencatan senjata karena Israel kerap melanggarnya dan masih melakukan blokade di Jalur Gaza.

Kelompok-kelompok pejuang Palestina saat ini dalam posisi siaga untuk kemungkinan menghadapi serangan besar Israel. Para pejuang Palestina menegaskan Israel akan menerima konsekuensi pahit jika berani menyerang Gaza.

"Konsekuensi itu berupa hilangnya entitas Zionis," tandas Abu Ataya, juru bicara Brigade Nasser Salahuddin sayap militer dari faksi Komiter Perlawanan Popular.

Selain memblokade Gaza, Israel juga secara rutin melakukan serangan udara ke Jalur Gaza yang memicu pembalasan dari para pejuang Palestina. Sejak gencatan dengan pejuang Palestina di Gaza, Israel telah melakukan 195 serangan yang membunuh 22 warga Palestina.

Serangan udara Israel ke Gaza hari Minggu kemarin menyebabkan seorang bocah Palestina berusia dua tahun dan tiga pejuang Palestina luka-luka. Serangan udara itu dibalas pejuang Palestina dengan 19 tembakan roket dan tiga mortir ke wilayah Negev, Israel. (ln/PIC/iol)