Kematian Bin Laden Melupakan Penderitaan Rakyat Amerika

Kematian Usamah bin Laden sejenak melupakan penderitaan rakyat Ameika Serikat,akibat bencana alam yang bertubi-tubi. Bencana yang melanda Amerika Serikat, seperti belum lama, di mana badai Tornado, meluluh-lantakan wilayah Alabama. Tetapi, semua sirna dengan kematian Bin Laden.

Rakyat Amerika Serikat seperti tersihir, ketika Presiden Amerika Serikat Barack Obama, menyampaikan pidatonya yang mengumumkan kematian Usamah bin Laden, Minggu, 1 Mei, di Gedung Putih.

Usumah musuh nomor 1 Amerika Serikat, yang selama 10 tahun terakhir, menjadi perburuhan aparat keamanan Amerika Serikat. Tidak ada waktu jeda bagi Amerika Serikat untuk terus memburu musuh nomor 1 itu, dan akhirnya berhasil ditemukan tempat tinggalnya, dan kemudian dibunuh.

Menurut pernyataan Obama dalam wawancaranya dengan TV CBS, mengatakan, ia tidak dapat tidur berhari-hari mendiskusikan langkah-langkah yang akan diambil, dan dibenaknya selalu dibayangi, tentang apakah perburuan terhadap Usamah bin Laden itu akan berhasil?

Obama selalu dibayangi akan kegagalan operasi itu. Obama tidak dapat tidur berhari-hari, itu seperti yang pernah dia alami, ketika anaknya Sasha, anaknya yang waktu itu masih berumur tiga bulan sakit meningitis, dan baru tenang sesudah dokter, kondisi baik, ujarnya kepada TV CBS.

Obama terus mendiskusikan dengan seluruh pejabat keamanannya, dan berhari-hari, terkadang Obama hanya berdua, berdiskusi dengan Kepala Penasehat Keamanan Gedung Putih Tom Donilon. Obama mula-mula ragu untuk menyerang Abottabad, tempat persembunyian Bin Laden, karena Bin Laden memiliki jaringan yang kuat di Pakistan. Tetapi, Obama diyakinkan oleh Kepala CIA, Leon Panetta, harus diambil keputusan menyerang dan membunuh Bin Laden.

Dengan kematian Usaman bin Laden, rakyat Amerika Serikat berpesta sepanjang hari, sampai tengah malam. Di New York, Washington, Chicago, California, dan kota-kota besarnya lainnya, rakyat Amerika Serikat bersuka ria atas kematian Bin Laden. Orang yang selalu dilekatkan dengan peristiwa 11 September 2001, yang menewaskan 3.000 nyawa, yang sedang berada di Gedung WTC (World Trade Center),Manahattan, New York.

Mereka melupakan penderitaan yang mereka alami akibat bencana, krisis ekonomi yang mendera, pengangguran yang terus mengikuti deret ukur, utang yang mencekik yang sudah mencapai $ 14.7 triliun, atau setara dengan 97 persen dengan GDP Amerika Serikat. Amerika juga terancam negara gagal, karena tidak mampu membayar utangnya. Sampai saat ini. Sementara Eropa terus terhuyung-huyung akibat krisis ekonomi dan inflasi yang mereka alami.

Pokoknya, kematin Bin Laden seperti obat mujarab bagi rakyat Barat, dan mereka dapat melupakan penderitaan mereka sejenak. Amerika Serikat berhasil membunuh musuh nomor 1 mereka.

Rakyat Amerika Serikat muncul lagi kebanggaannya. Kematian Bin Laden itu langsung mengerek pamor Presiden Barack Obama yang sudah pudar, dan kembali bersinar. Obama sebagai pemimpin yang "decisive", pemimpin yang berani mengambil keputusan yang tepat disaat menghadapi situasi krisis dan sulit. Kematian Usamah bin Laden, memang membawa berkah bagi Obama, dan rakyat Amerika Serikat, pasti akan memutuskan kembali memilih Obama pada pemilu presiden tahun 2012 nanti.

Kematian pejuang dan pemimpin oleh tangan penguasa adikuasa seperti Amerika Serikat, mempunyai dampak yang sangat luar biasa bagi kehidupan. Termasuk kehidupan politik, dan ekonomi.

Cerita dan peristiwa dalam minggu ini, terbunuhnya Usama bin Laden, bukan hanya sekadar melupakan penderitaaan rakyat Amerika Serikat, tetapi seluruh mata dunia hanya tertuju kepada Usamah bin Laden, dan kehebatan Obama, yang berhasil mengakhiri hidup tokoh, yang penuh dengan karisma itu.

Perang melawan teroris secara global belumlah berhenti. Sudah ada agenda lainnya, yang bakal menjadi target CIA, yaitu Mullah Omar, Ayman Al-Zawahiri, Anwar Al-Awlaki. Ketika mereka dapat membunuh ulama dan tokoh Islam, itu pasti akan menaikkan bobot mereka di mata rakyatnya, yang sudah mengidap permusuhan terhadap Islam dan kaum muslimin, termasuk tokohnya. (mh/fp)