Hikmah Empat Musim Menurut Ibnu Qoyyim

eramuslim.com  – Pernahkah kita berfikir mengapa Allah tidak menciptakan hanya satu musim saja? Pernahkah kita menyadari bagaimana jika Allah dengan kuasaNya menahan suatu musim menjadi lebih panjang?

وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَونَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِّن الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir’aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran. (Al-A’raaf : 130)

Salah seorang ulama yang pernah membahas fungsi dari pergantian empat musim adalah Ibnu Qoyyim Al Jauziah. Mari kita simak pernyatan Ibnu Qoyyim berikut ini agar dapat menjadi bahan perenungan bagi kita bahwa betapa besar kekuasaan Allah Ta’ala:

Perhatikanlah keadaan matahari saat terbit dan tenggelam, sehingga mengakibatkan terjadinya perputaran waktu dan musim, yang di dalamnya terdapat berbagai maslahat dan hikmah-hikmah.

Andaikan seluruh waktu hanya diisi dengan satu musim saja, niscaya tidak akan terjadi kelebihan yang dipunyai musim-musim lainnya. Seandainya hanya ada musim panas, tentunya keindahan dan kelebihan musim dingin tidak akan terjadi. Apabila hanya ada musim dingin, niscaya keutamaan musim panas tidak terasakan. Demikian pula apabila hanya ada musim gugur atau musim semi saja.

Pada musim dingin, hawa panas terpendam dalam gua-gua, perut bumi dan gunung, hingga menyebabkan tumbuhnya biji-bijian dan lainnya, sementara di luar dalam keadaan dingin. Udara menjadi terbuka hingga terbentuklah awan, hujan, salju dan embun, yang merupakan faktor kehidupan dunia dan penghuninya. Tubuh hewan-hewan menjadi kokoh dan kuat, alam bertambah tegar, dan panas yang menimpa tubuh selama musim panas diganti dengan hawa dingin.

Pada musim semi, kehidupan mulai menggeliat. Biji-bijian yang merekah pada musim dingin mulai bersemi dan tampak sebagai tumbuhan. Pepohonan mulai dihiasi dengan bunga-bunga sementara hewan-hewan mulai membuahkan keturunannya.