Empat Pertimbangan Memilih Pasangan

Memilih yang canti atau tampak, sangat manusiawi dan wajar sekali. Setiap orang ingin memiliki pasangan hidup yang indah dipandang, enak dilihat, menyenangkan jika berhadapan, memberikan ketenangan jika berdampingan.

Tidak ada wanita atau laki-laki yang ingin memliki pasangan hidup buruk rupa, tak sedap dipandang dan tak nyaman jika berduaan. Sebagaimana juga laki-laki yang ingin dan sangat ingin memliki istri cantik memikat, wajahnya ayu, serta indah, dan senang jika berdampingan.

Karenanya, syariat memberikan ruang untuk itu. Tapi justru memberikan keleluasaan untuk kita memilih pasangan yang cantik wajahnya, tampan mukanya.

 

Imam Ibn Qudamah menyebut dalam kitabnya al-Kafi fi Fiqh al-Imam Ahmad: “Dan memilih yang cantik rupanya; karena itu mebih menenangkan hati, enak dilihat, serta lebih langgang untuk dicintai.”

Ustadz Ahmad Zarkasih mengatakan khusus untuk pertimbangan masalah agama Rasulullah memberikan penekanan yang lebih, sebab memilih wanita yang sisi keagamaannya sudah matang jauh lebih menguntungkan ketimbang istri yang kemampuan agamanya masih setengah-setengah.

Sebab dengan kondisi yang masih setengah-setengah itu, berarti suami masih harus bekerja ekstra keras untuk mendidiknya. Itupun kalau suami punya kemampuan agama yang lebih.

Tetapi kalau kemampuannya pas-pasan, maka mau tidak mau suami harus menyekolahkan kembali istrinya agar memiliki kemampuan dari sisi agama yang baik.

“Tentu saja yang dimaksud dengan sisi keagamaan bukan berhenti pada luasnya pemahaman agama atau fikrah saja, tetapi juga mencakup sisi kerohaniannya (ruhiyah) yang idealnya adalah tipe seorang yang punya hubungan kuat dengan Allah SWT,” katanya.

Secara rinci bisa dicontohkan antara lain Aqidahnya kuat, Ibadahnya rajin, Akhlaqnya mulia, Pakaiannya dan dandanannya memenuhi standar busana Islam, Menjaga kohormatan dirinya, Fasih membaca Al-Quran Al-Kariem, Ilmu pengetahuan agamanya cukup.

Selain itu dia juga memiliki aktifitas hariannya mencerminkan pribadi muslim yang baik, Berbakti kepada orang tuanya serta rukun dengan saudaranya  Pandai menjaga lisannya, Pandai mengatur waktunya serta selalu menjaga amanah yang diberikan kepadanya.

“Selalu menjaga diri dari dosa-dosa meskipun kecil, Pemahaman syariahnya tidak terbata-bata, Berhusnuzhan kepada orang lain, ramah dan simpatik,” katanya. (rol)