Aktivis HAM; Dimana Ada Konflik, di Situ Zionis Israel Akan Untung Besar

Senada dengan laporan tersebut, negara-negara di Afrika menuding bahwa meluasnya praktik pelanggaran HAM di wilayahnya diprakarsai oleh lebih dari 100 negara yang menghadiri acara tahunan Pameran Pertahanan “Israel”—di mana pada acara tersebut juga digelar agenda bisnis senjata.

Zionis Israel diyakini menjadi enam teratas negara pengekspor senjata terbesar di seluruh dunia. Perekonomian negara penjajah ini banyak ditopang oleh penjualan persenjataan yang menyumbang sekitar delapan persen PDB penjajah itu. Sebanyak 100.000 warga “Israel” adalah pekerja di bidang industri persenjataan.

Jurnalis investigatif media “Israel”, The Haaretz Daily, John Brown, mengungkapkan, “Israel” tidak hanya mengambil keuntungan materil sebagai pengekspor besar persenjataan, namun juga faktor politik.

“Apabila negara-negara menginginkan membeli persenjataan yang hebat, mereka akan mencarinya ke AS ataupun Eropa. Tapi ketika mereka menolak menjualnya, negara-negara itu akan mencari ‘Israel’. Keuntungan bagi ‘Israel’ tidak hanya diukur lewat uang. Seringkali ‘Israel’ mengharapkan adanya keuntungan diplomatis dan kerja sama strategis dari penjualan senjata ini,” terang Brown.

Brown melanjutkan, “Israel merupakan penjajah yang begitu pragmatis dan berorientasi pada keuntungan. Pada kasus ‘Perang Kotor’ yang terjadi di Argentina pada 1970, sebanyak 30.000-an aktivis sayap kiri dilaporkan hilang tanpa jejak. Dalam penelusurannya, Zionis diyakini telah menyuplai dana sekitar 700 miliar dollar AS untuk mempersenjatai pasukan rezim. Belakangan diketahui, sebanyak ribuan orang yang menjadi korban jiwa pada peperangan itu merupakan warga Argentina pemeluk agama Yahudi.”