Covid-19, Perang Dingin Baru AS Dan China

Menurut koran itu, pemerintah Donald Trump telah mengancam akan membatalkan perjanjian perdagangan fase satu. Perjanjian perdagangan fase pertama antara AS dan China adalah terutama melihat komitmen pembelian, liberalisasi pasar keuangan, pengurangan beban melalui regulasi produk pertanian, praktik nilai tukar, dan peningkatan perlindungan kekayaan intelektual seperti perlindungan rahasia dagang, hukuman sipil dan pidana.

Trump juga mengancam akan menaikkan tarif pada China, mendukung kontrol ekspor baru yang kuat terhadap perusahaan-perusahaan China hyang membeli produk teknologi AS. Dan, yang lebih “melukai hati” China adalah, akan AS akan terus mendukung klaim-klaim bahwa Coronavirus (Covid-19) adalah buatan manusia dan bocor dari laboratorium di Wuhan, China.

Pada bulan Maret silam, misalnya,  dalam suatu jumpa pers, Trump menyebut Covid-19 sebagai “Virus China.”  Ketika hal itu diprotes wartawan, Trump mengatakan, “Sebab virus berasal dari China. Ini sama sekali tidak rasis, tidak, tidak sama sekali. Virus dari China. Saya ingin akurat.”  Apa pun, alasan Trump, pernyataan seperti itu jelas mencerminkan adanya hal yang tidak beres dalam hubungan kedua negara. Apalagi Trump mengatakan, ia menggunakan istilah Virus China setelah media China menuduh bahwa tentara AS lah yang menyebarkan virus.

Pada bulan Maret lalu, China memerintahkan 13 wartawan dari The Wall Street Jorunal, The Washington Post, dan The New York Time untuk meninggalkan China. Tindakan itu disebutkanya  sebagai lebih merupakan “tanggapan proporsional” terhadap tindakan pemerintah AS sebelumnya, yang membatasi media China.

Sikap Trump terhadap China sangat jelas. Dalam wawancara dengan Fox Businees Network, hari Kamis (14/5), Trump mengatakan, bahwa AS “dapat memutus seluruh hubungan” dengan China setelah pandemik. Sikap Trump itu didukung orang-orangnya, bahkan mereka bersikap lebih keras. Bahkan para senator dari Republik mendorong perlu dijatuhi sanksi dan disusun undang-undang baru untuk menghukum China karena dianggap menutup-nutupi kasus Covid-19 di awal mula. Sementara Kementerian Luar Negeri AS membatasi visa bagi para wartawan China yang bertugas di AS.

Apakah berhenti sampai di sini saja atau akan bertambah buruk hubungan kedua negara?

Zaman Baru?

Apa yang terjadi akhir-akhirnya, sebagai kelanjutan dari perang dagang, menggambarkan bahwa AS dan China benar-benar ada dalam era Perang Dingin Baru. Tentu, Perang Dingin baru antara AS dan China ini berbeda dengan Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet dulu. Perang Dingin baru antara AS dan Cina menampilkan persaingan penuh dan decoupling yang cepat. Hubungan AS-Cina tidak lagi sama dengan beberapa tahun yang lalu, bahkan tidak sama dengan beberapa bulan yang lalu.