Mereduksi Islam, Menuju Kepunahan NKRI

Mereduksi Islam, Menuju Kepunahan NKRI

Pegiat sosial dan aktifis Yayasan Human Luhur Berdikari, Yusuf Blegur/Net

Oleh: Yusuf Blegur*

“ATAS berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya”.

Maklumat itu, sepertinya tidak menjadi landasan yang penting dan prinsip bagi negara dan bangsa. Jangankan menghidupi rakyat Indonesia (muslim)  dengan Al Quran dan sunah. Rakyat kebanyakan yang pasrah  bersama pemimpin yang serakah. Justru  menghirup nafas dan keyakinan yang meniadakan Allah Yang Maha Kuasa. Bertolak belakang dari mukadimah UUD 1945 yang menjadi esensi konstitusi negara tersebut.

Dengan beragam modus seperti kapitalisme dan komunisme. Eksis namun bengis dalam  tampilan oligarki, otokrasi, tirani, anti demokrasi,  korupsi dsb. Bagaimanapun semua itu, substansinya merupakan karakter yang sama-sama resisten pada agama dan apriori terhadap Tuhan. Terusik oleh itu dan  menjadi kegelisahan tersembunyi. Apakah Indonesia kini  diambang kehancuran total  atau menuju kebangkitan Islam?.

Sebagai sebuah negara yang kelahirannya tidak bisa dipisahkan dari Islam. Bahkan pada saat sebelum dan sesudah meraih kemerdekaan. Indonesia tumbuh dan berkembang dengan Islam sebagai kekuatan utama yang menopangnya. Tanpa mengabaikan peran agama, ideologi dan entitas politik lainnya.

Islam saat itu merupakan agama yang radikal dan fundamental bukan hanya dalam ranah dakwah atau syiar semata. Melainkan Islam juga menjadi gerakan progressif revolusioner dalam tataran sosial, ekonomi dan politik.

Islam kemudian lebih bermetamorfosis  menjadi gerakan kebangsaan. Lewat organisasi perserikatan dagang, perkumpulan diskusi  dan pendidikan cikal bakal pesantren. Para ulama, santri dan pemimpin intelektual Islam, melebur bersama elemen bangsa lainnya menggelorakan semangat cinta tanah air. Lewat laskar-laskar pejuang organisasi Islam dan kesadaran perlawanan rakyat menyeluruh.

Nasionalisme dan tuntutan kemerdekaan Indonesia dengan segala tumpah darah dan nyawa dalam upaya mempertahankannya. Berkumandang seantero republik dengan kepeloporan para Ulama, pemimpin organisasi pergerakan dan tentara rakyat.