Anti-Yahudi Meningkat Drastis di Seluruh Dunia, Tak Terkecuali di AS

Faktor lain yang dinilai turut mendorong kenaikan insiden anti-Semitik, menurut tim penyusun laporan, adalah reaksi dari pertempuran antara Israel dan kelompok-kelompok militan Palestina di Jalur Gaza pada Mei 2021.

Pada bulan itu, Israel dan kelompok-kelompok militan terlibat dalam perang selama 11 hari yang menewaskan 261 orang di wilayah Jalur Gaza, kata PBB. Di Israel, 14 orang tewas.

Laporan juga menggarisbawahi adanya “jangkauan jaringan sosial media yang luas untuk menyebarkan kebohongan dan hasutan”.

Disebutkan dalam laporan itu bahwa media sosial memainkan “peran yang betul-betul mengkhawatirkan” terkait dengan insiden anti-Semitik.

“Data ini menimbulkan keprihatinan terkait legislasi dan kesepakatan yang dicapai dengan perusahaan-perusahaan media sosial dalam melarang ekspresi anti-Semitik di platform mereka.”

Penelitian juga mengindentifikasi menjamurnya teori konspirasi seputar pandemi Covid-19 yang turut mendorong tindak kejahatan anti-Yahudi.

“Sejak awal pandemi pada 2020, teori konspirasi mulai bermunculan di dunia, menuding Yahudi dan Israel menyebarkan virus.” Demikian salah satu poin dalam laporan tersebut. [Suara]