Media AS: Turki Tembak Jatuh Jet Tempur Rusia di Sirte

Media AS itu juga menyatakan jet tempur MiG-29 milik Rusia itu dijadikan sasaran, untuk serangan balasan. Karena, beberapa pekan sebelum insiden jatuhnya pesawat tempur ini, dua sistem pertahanan udara MIM-23 Hawak milik militer Turki hancur dihantam serangan pesawar MiG-29.

Seperti yang diketahui, Turki dan Rusia saling berlawanan di front Libya. Jika Rusia mendukung pasukan Haftar, maka Turki berada di belakang pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya (GNA). Sayangnya, hingga berita ini diturunkan militer Turki sama sekali belum menanggapi tuduhan itu.

Di sisi lain, tuduhan AS itu bisa jadi salah. Sebab jika dilihat dalam berita VIVA Militer 2 Septembet 2020, Kementerian Luar Negeri Rusia sudah mengonfirmasi perjanjian gencatan senjata dengan Turki. Tak hanya di Sirte, Turki dan Rusia sepakat berdamai di seluruh wilayah Libya.

Dalam perjanjian itu, Rusia dan Turki sepakat untuk membantu GNA Libya untuk membentuk pemerintahan baru. Kedua negara juga siap mendukung dialog dalam negeri Libya, untuk mengakhiri Perang Saudara Libya Kedua yang sudah meletus lima tahun.

“Kedua negara menegaskan kembali kepentingan bersama antara Moskow dan Ankara, dalam pendekatan koordinasi lebih lanjut. Demi kepentingan membantu pembentukan dialog intra Libya yang konstruktif, dengan partisipasi seluruj kekuatan dan organisasi politik,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.(viva)