Al-Ikhwan Al-Muslimun Keluarkan Pernyataan Keras terhadap Serangan Bom di Mesir

Tiga ledakan besar guncang lokasi wisata Mesir Dahab, yang terletak di Selatan Sina Mesir. Sementara korban yang didata tewas mencapai 10 orang dan 70 lainnya luka-luka. Menurut berita Reuters, sejumlah saksi mata mengatakan, “Asap mengepul hebat dari wilayah pemboman. Sementara manusia berlarian tak menentu ke berbagai arah.” Saksi mata itu juga menjelaskan, terdengar beberapa kali ledakan pada jam 17:15 waktu setempat. Selanjutnya orang-orang dikejutkan dengan melihat sejumlah potongan tubuh manusia yang berserakan di sejumlah restoran.

Sementara BBC dalam situsnya menuliskan ungkapan seorang saksi mata, “Sejumlah ledakan terjadi berturut turut berpusat di tempat yang dekat dengan pos polisi. Saya melihat korban meninggal bergelimpangan.”

Sumber kepolisian Mesir menegaskan, ledakan terjadi tiga kali hingga kemungkinan menewaskan 22 orang ditambah lebih dari 150 orang terluka. Berbeda dengan Kementerian Dalam Negeri Mesir menyebutkan, jumlah tewas hanya 10 orang saja, dan 70 orang lainnya terluka. Menurut Associated Press, lebih dari 20 mobil polisi dan ambulan segera masuk ke lokasi ledakan, desa Mabsath, kota Dahab.

Respon pertama soal peledakan muncul dari kelompok Al-Ikhwan Al-Muslimun yang menyampaikan kawat duka cita ke sejumlah keluarga korban, apapun agama dan kelompoknya. Al-Ikhwan menyatakan penolakannya secara keras terhadap aksi yang mengenai masyarakat sipil. Namun Al-Ikhwan menyebutkan, pihak yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah pemerintah Mesir.

Dalam komunikasi telepon kepada Aljazeera, Dr. Abdul Mun’im Abul Fatuh, anggota Maktab Irsyad Al-Ikhwan mengatakan, “Tak ada alasan apapun yang bisa diterima dari aksi yang membunuh warga sipil atau wisatawan. Karenanya ini sepenuhnya tindakan kriminal.” Dalam pembicaraan tersebut ia menyinggung sikap Kementerian Dalam Negeri Mesir terkait sejumlah peristiwa yang bisa memicu sikap keras. Antara lain sikap sayap keamanan yang represif terhadap warga sipil setelah peristiwa ledakan di Syarm Syaikh setahun lewat.

Meski demikian ia juga melihat bukan tidak mungkin peledakan itu didalangi anasir dari luar Mesir yakni Zionis Israel yang ingin melumpuhkan Mesir dari aspek militer dan ekonomi melalui serangan terhadap wisatawan yang menjadi pendapatan terbesar nasional Mesir.” (na-str/reuters, bbc)