AS dan Barat Kutuk Tindakan Militer Mesir, Tetapi Tidak Sebutkan Kudeta Militer

mesir 23Setelah penembakan dengan amunisi tajam  dimulai, ribuan terluka dan tewas tergeletak di jalan-jalan di atas  genangan darah. Sebuah area kamp yang sebelumnya menjadi arena  bermain dan pameran seni bagi anak-anak para demonstran berubah menjadi sebuah rumah sakit lapangan di zona perang.

Mayat berbaris di jalan, beberapa di antaranya  dengan  tengkorak pecah, dengan darah mengucur dari bagian belakang kepalanya.

Di lokasi lain di Kairo, seorang wartawan Reuters berada di kerumunan pendukung Mursi ketika ia mendengar desingan peluru . Kerumunan serentak bertiarap  ke tanah untuk berlindung.

TV pemerintah menyiarkan berita bahwa demonstran pro Mursi menggunakan senjata untuk menyerang tentara Mesir dari balik barikade , tetapi wartawan Reuters dan media Barat lainnya tidak menyaksikan insiden tersebut,  bahkan para pendemo hanya menggunakan tongkat, batu dan serpihan beton untuk menghadapi  polisi dan tentara yang tentunya gunakan  senjata tajam .

Kekerasan yang terakhir ini adalah yang terburuk di Mesir  dan memaksa keputusan sulit AS sebagai  sekutu  Mesir, khususnya Washington, yang memberi dana kepada militer  Mesir  US $ 1,5 miliar per tahun , tapi  sejauh ini AS masih menolak memberikan label penggulingan militer atas  Mursi sebagai “kudeta” .

“Amerika Serikat mengutuk keras penggunaan kekerasan terhadap demonstran di Mesir,” kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest. “Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga mereka yang telah tewas, dan yang terluka. Kami telah berulang kali menyerukan kepada militer Mesir dan pasukan keamanan untuk menahan diri.”

“Kami juga sangat menentang kembali ke suatu Negara hukum darurat militer , dan meminta pemerintah untuk menghormati hak-hak dasar manusia seperti kebebasan berkumpul secara damai, dan proses hukum di bawah hukum. Dunia menyaksikan apa yang terjadi di Kairo.”

Amerika Serikat dan Eropa telah mendesak keras agar jenderal Sisi untuk tidak menghancurkan demonstran. Sebuah upaya diplomatik untuk membuka pembicaraan antara Ikhwan dan pemerintah, yang didukung oleh Washington, Brussels dan negara-negara Arab, gagal di pekan lalu. (Al jazeera/Dz)