Bush Akhirnya Mengaku Soal Keberadaan Penjara-Penjara Rahasia CIA

Kebohongan-kebohongan yang dilakukan Presiden Amerika Serikat George W. Bush mulai terungkap, lewat pengakuannya sendiri. Kali ini, untuk pertama kalinya, Bush mengakui adanya penjara-penjara rahasia yang pernah dibangun CIA di berbagai belahan dunia, sebagai tempat penahanan dan interogasi orang-orang yang dicurigai sebagai anggota Al-Qaidah.

Bush beralasan, keamanan negaranya sangat bergantung dari informasi-informasi yang didapat dari para tahanan di penjara-penjara itu. Beberapa tahanan, menurut klaim Bush, bertanggung jawab atas serangan 11 September.

"Perlu dilakukan pemindahaan orang-orang ini ke sebuah lingkungan di mana mereka bisa ditahan secara rahasia, diinterogasi oleh para ahli dan ketika dianggap layak, dituntut dengan tuntutan tindakan terorisme," kata Bush dalam pidatonya dari Gedung Putih.

Keberadaan penjara-penjara rahasia CIA yang mulai terungkap beberapa waktu lalu, sempat menimbulkan friksi antara pemerintah AS dengan negara-negara lain, termasuk sejumlah negara sekutu AS di Eropa. AS juga menuai banyak kritik atas perlakuan ‘teror’ mereka pada para para tahanan.

Anggota pembuat undang-undang Uni Eropa menuding CIA telah melakukan sejumlah penerbangan gelap di Eropa saat membawa para ‘tersangka’ pelaku terorisme tersebut ke negara-negara di mana para tersangka itu kemungkin besar akan mengalami penyiksaan.

Setelah skandal penjara ilegal CIA terungkap, militer AS mengeluarkan petunjuk baru yang menyatakan bahwa militer AS akan memperlakukan para tahanan sesuai dengan peraturan dalam Konvensi Jenewa. Artinya, AS harus memberikan makanan, minuman, tempat berteduh, pakaian dan pelayanan kesehatan yang cukup untuk semua tahanannya. Konvensi Jenewa juga melindungi para tahanan dari perlakuan dan tindakan kekerasan, seperti pemerkosaan, penyerangan dan penculikan, serta ‘keingintahuan publik.’

Meski menyatakan akan mematuhi Konvensi Jenewa, Pentagon tetap memberlakukan pembedaan perlakuan terhadap tahanan seperti yang ditetapkan pemerintahan Bush. Yaitu pembedaan antara tahanan perang biasa dengan apa yang oleh pemerintahan Bush disebut pejuang-pejuang tidak sah yang menjadi musuh AS. Kelompok tahanan kedua, menurut Bush, hak-haknya harus dibatasi.

"Program ini membantu kita untuk menciduk para pelaku yang berpotensi membunuh di jalan-jalan, sebelum mereka punya kesempatan untuk membunuh," ujar Bush.

Dalam pidatonya di Gedung Putih, Bush juga mengumumkan pemindahan 14 orang tahanan-yang diklaim sebagai para pemimpin Al-Qaidah-dari penjara-penjara CIA ke penjara militer AS di kamp Guantanamo.

Di antara nama-nama itu adalah, Khalid Syeikh Muhammad yang diklaim AS sebagai pemimpin senior Al-Qaidah, sebelum tertangkap di Pakistan pada tahun 2003. AS juga mengklaim Syeikh Muhammad ikut bertanggung jawab atas serangan 11 September.

Tahanan lainnya, Ramzi Binalshibh, yang diduga sebagai salah seorang pelaku pembajak pesawat dalam peristiwa 11 September dan Abu Zubaydah, yang diyakini AS punya hubungan dengan pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin dan banyak sel-sel Al-Qaidah, sebelum ia tertangkap di Pakistan pada Maret 2002. (ln/aljz)