CNN Tayangkan Program Khusus dan Liputan Haji

Stasiun televisi berita CNN, pada musim haji tahun ini kembali menayangkan liputan haji. Tahun ini, merupakan tahun ke-9 stasiun televisi itu menayangkan liputan haji dari tanah suci. Pembawa acara CNN, Hala Gorani akan melaporkan langsung perkembangan pelaksanaan ibadah haji selama satu minggu ini, yang akan dimulai Sabtu mendatang. Selain menayangkan laporan langsung, CNN juga akan program khusus haji berdurasi 1 jam bertajuk ‘Haj: The Essential Journey’ pada hari Sabtu besok pukul 14.30 waktu setempat yang akan dibawakan oleh penyiar CNN, Zain Verjee.

Dalam program tersebut, dihadirkan para ulama yang akan menjelaskan pentingnya ibadah haji dan para jemaah haji dari seluruh dunia yang akan berbagi pengalaman pribadinya menjalankan rukun Islam kelima itu di tanah suci.

"Ibadah haji merupakan perjalanan pribadi yang mendalam bagi mereka yang mengalaminya. Ibadah haji juga merupakan peristiwa besar yang sangat penting bagi lebih dari 1 milyar warga Muslim di seluruh dunia. Liputan ini merupakan refleksi dari komitmen kami atas wilayah Timur-Tengah dan menawarkan pada para pemirsa CNN sebuah even dunia yang tidak ada tandingannya," ujar Rena Golden, wakil presiden CNN internasional.

"Berita-berita dan laporan seputar ibadah haji akan dikemas secara mendalam dan memberikan lebih banyak nuansa dari salah satu pilar agama Islam ini," sambungnya.

Kerahkan Pasukan Keamanan

Pangeran Naif sedang memeriksa kesiapan keamanan ibadah hajiUntuk mengamankan pelaksanaan ibadah haji, Kerajaan Arab Saudi mengerahkan 60.000 pasukan keamanan di Mekkah dan kota-kota suci lainnya yang menjadi pusat pelaksanaan ibadah haji.

Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Pangeran Naif setelah melakukan inspeksi kesiapan pelayanan haji di kota Mekkah, Rabu (4/1) menyatakan aparat keamananya sudah siap menghadapi masalah keamanan yang mungkin timbul selama 5 hari puncak pelaksanaan ibadah haji mulai hari Minggu mendatang.

Ancaman bahaya yang mungkin timbul dalam pelaksanaan haji adalah, para jemaah yang berdesak-desakan, serangan dari kelompok Al-Qaidah dan wabah penyakit seperti flu burung dan kemungkinan lainnya yang menjadi perhatian aparat keamanan untuk segera melakukan antisipasi.

"Aparat keamanan selayaknya mengantisipasi setiap hal sekecil apapun yang mungkin terjadi. Kami tidak mengatakan bahwa kami punya informasi atas serangan kelompok militan, tapi kami selalu memikirkan kemungkinan yang terburuk dan kami siap menghadapinya," ujar Pangeran Naif pada para wartawan sebelum menyaksikan parade pasukan keamanan dari kalangan sipil dan militer Arab Saudi di Mina.

"Jumlah aparat keamanan yang diturunkan ditambah sampai sekitar 60.000 orang," tambahnya.

Pada musim haji tahun lalu, Kerajaan Arab Saudi menurunkan sekitar 50.000 aparat keamanan di dalam dan sekitar kota Mekkah untuk antisipasi kemungkinan serangan militan, mengatur lalu lintas dan mencegah terjadinya penumpukan jemaah di satu tempat.

Pangeran Naif yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Tinggi Urusan Haji menyatakan, pihaknya akan melarang para jemaah yang ‘kumpul-kumpul’ di bawah jembatan Mina tempat melempar jumrah. "Kami akan membubarkan dan memindahkan mereka dengan cara yang baik dan sopan," janjinya.

Ancaman lainnya yang bisa mengganggu pelaksanaan ibadah haji adalah banjir. Untuk itu, Departemen Pertahanan Sipil Arab Saudi yang berperan besar dalam operasi pengamanan ibadah haji sudah melakukan berbagai persiapan untuk mengatisipasi situasi darurat akibat banjir dengan menyiapkan 110 motor boat, ahli selam dan jembatan-jembatan darurat yang bisa dipindah-pindahkan.

"Kami juga sudah menyiapkan pompa-pompa dan truk air untuk mengeringkan air yang menggenangi jalan-jalan," ujar Letnan Jenderal Saad Al-Tuwaijeri, direktur jenderal Departemen Pertahanan Sipil Arab Saudi.

Untuk mengevakuasi para jemaah haji jika terjadi banjir, Departemen Pertahanan Sipil akan berkordinasi dengan Kementerian Haji dan organisasi-organisasi Tawafa. Dua pusat penampuangan sudah disiapkan di Arafah dan Mina. "Kami juga akan memanfaatkan sekolah-sekolah, Universitas Um Al-Qura dan ruang-ruang pertemuan sebagai tempat penampungan jika diperlukan," tambah Al-Tuwaijeri. (ln/arabnews)