Derita Muslimah Uighur di Bawah Tekanan China, Diaborsi Paksa

Pejabat setempat mengatakan kepadanya bahwa dia tidak diizinkan memiliki anak keempat. Bulan berikutnya, kata Mogdyn, dokter memotong janin tanpa menggunakan anestesi. Dia masih menderita komplikasi.

“Dua manusia hilang dalam tragedi ini, bayi saya dan saya,” kata Mogdyn selama wawancara di pinggiran Almaty, kota terbesar di Kazakhstan.

Dilansir dari Independent, pemerintah Amerika Serikat dan kelompok aktivis HAM memperkirakan bahwa terdapat satu juta hingga tiga juta Muslim telah ditahan di kamp pendidikan ulang Tiongkok sejak 2017. Kebanyakan dari mereka adalah warga Uighur.

Di bawah kebijakan satu anak China, aborsi dan kontrasepsi sangat didukung dan sering ditegakkan, oleh pejabat yang ditugaskan untuk menekan populasi.

Pengecualian diberikan untuk etnis minoritas, yang diizinkan memiliki satu anak lebih banyak dibandingkan dari etnis Han. Kebijakan itu ditinggalkan tiga tahun lalu sayangnya hal itu tidak mencegah langkah baru-baru ini untuk mengekang populasi etnis. (vn)