Di Arab Saudi, Ajakan Boikot Semua Produk Denmark Menyebar Lewat Email dan SMS

Gaung protes atas publikasi kartun Nabi Muhammad di salah satu koran terbitan Denmark sampai ke kerajaan Arab Saudi. Warga Saudi dan non Saudi di negara kaya minyak itu mendesak para konsumen untuk tidak membeli produk asal negara Denmark sebagai respon atas pemuatan kartun yang sudah melecehkan Islam dan umat Islam.

Ajakan boikot produk Denmark ini menyebar melalui email dan SMS di kalangan warga Arab Saudi. Situs Arab News menyatakan, pihaknya sudah mencoba menghubungi nomor yang mengirimi SMS tersebut. Seorang laki-laki yang tidak mau menyebutkan jati dirinya menjawab dan menjelaskan mengapa kelompoknya menyebarkanluaskan ajakan boikot produk Denmark.

"Tujuan utama dari pesan ini adalah, kami mengajak orang untuk memboikot barang-barang dari Denmark. Setidaknya ini adalah upaya yang bisa kami lakukan sampai Denmark menyampaikan permohonan maafnya secara resmi atas publikasi kartun yang menyinggung perasaan umat Muslim di dunia itu," kata laki-laki tersebut.

"Kami mendesak semua negara-negara Muslim untuk menyatakan protes secara resmi pada pemerintah Denmark untuk apa yang telah dilakukan oleh sebuah harian di negara itu, yang telah mempublikasi kartun Nabi Muhammad," sambungnya.

Seorang warga Saudi, Jamal Badawi, 29, menyatakan mendukung ajakan boikot itu. "Saya akan mendukung penuh kampanye itu karena inilah yang bisa kita lakukan. Jika mereka tidak menghormati agama kami atau Rasul kami, maka kita harus bertindak untuk meresponnya tanpa melakukan kekerasan yang tidak akan menyelesaikan persoalan," ujar Badawi.

Masalah kartun Nabi Muhammad ini mencuat setelah harian Jyllands-Posten edisi 30 September 2005 memuat sejumlah kartun, di antaranya kartun Nabi Muhammad Saw. Pemuatan kartun ini mengundang reaksi dari warga Muslim Denmark dan sejumlah diplomat negara-negara Islam di negara itu. Mereka mengecam dan melayangkan nota protes pada pemerintah Denmark, namun nota protes itu tidak ditanggapi. Pihak Jyllands-Posten beralasan kebebasan berkespresi sebagai dasar pemuatan kartun-kartun tersebut.

Organisasi Konferensi Islam dan Komisi Uni Eropa juga sudah mengecam pemuatan kartun tersebut. "Kami sangat prihatin bahwa harian Denmark mengatakan layak untuk mempublikasikan kartun dari figur paling dihormati dalam Islam. Penggambaran sosok Nabi Muhammad itu sendiri merupakan pelanggaran dalam tradisi Islam," demikian bunyi pernyataan Komisi Eropa yang dimuat di situs resmi Organisasi Konferensi Islam.

Di sisi lain, Komisi Uni Eropa juga mengecam ancaman kekerasan yang dikirimkan ke Jyllands-Posten terkait dengan pemuatan kartun tersebut. "Kami simpati karena banyak umat Islam yang terluka, tapi kami juga menentang tindakan sebagian umat Islam, khususnya yang tinggal di negara lain yang telah membenarkan tindakan mengancam harian tersebut," demikian Komisi Uni Eropa.

Untuk itu, sejumlah warga Arab Saudi memutuskan untuk menempuh cara damai dalam memprotes pemuatan kartun Nabi Muhammad itu dengan menyerukan boikot terhadap barang-barang produksi Denmark. Belum lama ini, Liga Muslim Dunia juga sudah menyatakan kekesalannya pada sebuah majalah terbitan Norwegia yang juga memuat kartun yang sama. (ln/arabnews)