Dianggap Gagal Hadapi Hizbullah, Komandan Golani Dicopot

Setelah kurang lebih satu bulan gagal mencapai target peperangannya di Libanon, Israel menetapkan untuk merombak sejumlah pemimpin pasukannya.

Yang paling menyorot perhatian adalah, dicopotnya jabatan komandan unit Golani yang selama ini dielu-elukan sebagai tim militer pilihan Israel, karena gagal menghadapi pejuang Hizbullah di Libanon Selatan.

Informasi yang dilansir oleh sejumlah media massa Israel ini menyebutkan, bahwa perombakan kepemimpinan di tubuh militer Israel ini sangat mengejutkan dan diduga kuat memiliki kaitan dengan jatuhnya banyak korban tentara di pihak Israel. Harian Israel News, yang merupakan harian oposisi Israel menyebutkan bahwa pencopotan jabatan yang cukup melegakan banyak pihak dalam tubuh tentara Israel adalah digantinya komandan Golani, Tseko Tamier, lantaran dianggap gagal total dalam pertempuran darat melawan Hizbullah di Libanon Selatan.

Sejumlah situs pemberitaan Israel juga menyebutkan pergantian ini. Termasuk komandan satuan militer Israel yang ditugaskan di Ghaza, Afef Kokhafi, yang kini ditugaskan ke Amerika guna melakukan penelitian soal kegagalan pasukannya. Menurut Israel News, jatuhnya 12 korban prajurit Israel dalam peperangan hari Ahad kemarin, menjadi pemicu utama perombakan struktur kepemimpinan tentara Israel Ini.

Israel News merincikan bahwa keputusan itu dilakukan setelah pertemuan mendadak yang digelar Perdana Menteri Zionis Israel Ehud Olmert dengan para komandan perang Israel, ketua intelejen dalam negeri Shabak dan rekannya yang bertugas dalam intelejen luar negeri Moshad. Dalam pertemuan itu juga disebutkan rencana mengganti jabatan Jendral Daan Halots sebagai komando Angkatan Darat Israel, lantaran yang bersangkutan berulangkali jatuh sakit sejak agresi militer Israel di Libanon Selatan.

Sejak peperangan yang berkobar pada tanggal 12 Juli, Hizbullah telah berhasil menewaskan 98 orang Israel, 58 orang di antaranya adalah prajurit Israel. Sementara Israel membunuh lebih dari 1.000 orang Libanon yang mayoritasnya adalah penduduk sipil tak bersenjata. (na-str/iol)