Erdogan, Mampukah Pertahankan Nilai-Nilai Islam di Turki?

Abdul Lathif Saner, wakil Presiden Turki, menyatakan dukungannya kepada wakil Partai Keadilan dan Pembangunan, Recep Thayeb Erdogan bila yang bersangkutan mau terjun dalam pemilu presiden Turki mendatang. Ungkapan Saner ini merupakan penolakan besar terhadap sayap sekuler Turki yang sebelumnya menolak keras kesertaan Erdogan sebagai calon Presiden Turki lantaran pandangannya membawa nilai agama Islam.

Menurut kalangan sekuler, Erdogan bisa mengancam sistem negara sekuler bila ia memimpin Turki. Di sisi lain, Erdogan sendiri selama menjadi PM Turki telah menampilkan sikap yang jelas di mata Barat. Khususnya Uni Eropa yang saat ini bersama Erdogan melakukan serangkaian perundingan bergabungnya Turki dalam keanggotaan Eropa.

Hal itu menjadi tantangan besar bagi Erdogan jika ia memenangkan pemilu Presiden. Erdogan harus menunjukkan pada publik Turki bahwa nilai-nilai Islamnya tidak bertolak belakang dengan rencana penggabungan Turki dalam anggota Uni Eropa.

Tantangan lain Erdogan bila memenangkan pertarungan pemilu presiden adalah paket permasalahan dalam negeri berkaitan dengan masalah luar negeri Turki, seperti masalah Kurdi, juga masalah hubungan Turki dengan Zionis Israel. Di dalam negeri, Erdogan yang tampil sebagai tokoh Islam yang moderat sesungguhnya menghadapi tekanan berat pula dari basis sekuler Turki.

Hal lainnya yang cukup serius bagi kalangan sekuler Turki adalah isteri Erdogan yang hingga kini masih berjilbab. Sementara banyak kalangan menganggap jilbab sebagai salah satu lambang Islam. Dan, di Turki, terdapat larangan mengenakan jilbab di dalam gedung-gedung milik pemerintah. Jika Erdogan ingin jadi presiden, ada dua pilihan, sang isteri melepas jilbab, atau undang-undang yang mengatur hal ini diubah.

Partai Keadilan dan Pembangunan Turki yang dipimpin Erdogan adalah partai berbasis Islam yang mengukir prestasi paling cemerlang sejak diproklamirkannya negara Turki modern 79 tahun lalu oleh Mustafa Kemal Ataturk. Padahal, AKP baru didirikan pada bulan Agustus tahun 2001, usia yang sangat belia bagi partai politik. (na-str/ikhol)