Film dan Media Massa Barat Pemicu Makin Maraknya Islamofobia

Sebuah hasil studi terbaru yang dirilis Islamic Human Rights Commission menyebutkan media massa Barat dan industri film adalah salah satu penyebabnya makin menguatnya sikap Islamofobia.

Hasil studi yang dipublikasikan pada Jumat (26/1) juga menyebutkan, selain memicu Islamofobia, industri film dan media Barat juga telah memicu prasangka buruk dan stereotipeterhadap umat Islam dan orang-orang Arab.

"Media massa Barat, oleh warga Muslim dipandang telah memberikan pengaruh yang negatif, " ujar Sameera Ahmad, salah seorang penyusun laporan yang diberi tajuk "The British Media and Muslim Representation: the Ideology of Demonization. "

Ahmad menyatakan, kalangan Orientalis tradisional membuat stereotipe umat Islam sebagai umat yang anarkis dan tirani terhadap kaum perempuannya. Gambaran-gambaran ini mereka tuangkan bukan hanya dalam bentuk tulisan tapi juga dalam bentuk karikatur-karikatur di media massa.

"Sudah terlalu sering berita-berita yang ditonjolkan tentang Islam hanya cerita-cerita yang negatif, " tukas Ahmad.

Menurutnya, media massa Barat telah gagal menyikapi isu-isu anti Islam. Analisa terhadap berita-berita di televisi menunjukkan adanya kerangka yang sangat sempit dalam hal diskusi tentang umat Islam dan Islam.

Sebuah survey yang dilakukan sebagai bagian dari studi yang Islamic Human Right Commission yang berbasis di Inggris ini menunjukkan, bahwa mayoritas responden menilai media massa Barat sebagai "Islamophobic."

"Semua responden secara bulat menuding media massa sebagai istrumen utama pemicu Islamofobia, " demikian isi laporan itu.

Hasil survey menunjukkan bahwa 63, 4 persen responden dari kalangan Muslim Inggris menyebut media massa Barat "Islamophobic." 15, 5 persen responden menilai media rasis dan 9, 4 persen responden menuding isi pemberitaan media massa tentang Islam dan umat Islam bersifat destruktif, meski dilakukan secara tersamar.

Survey terhadap isu yang sama pada responden Muslim di luar Inggris juga tidak jauh berbeda. 9, 9 persen responden menilai media massa Barat "Islamophobic", 15, 5 persen menilai rasis dan 13, 2 persen menilai desktruktif.

Lebih lanjut, isi laporanitu menyebutkan, ada persepsi yang dominan di kalangan warga Muslim bahwa media tidak menampilkan mereka dan agama mereka dengan akurat.

Kondisi ini pernah dikritik seorang akademisi terkenal asal AS, Stephen Schwartz. Ia mengecam media massa Barat yang menurutnya telah gagal menghadapi tantangan untuk membuat laporan-laporan tentang Islam dan isu-isu Arab, pascaserangan 11 September.

BBC, pernah meminta sebuah tim independen untuk melakukan kajian atas pemberitaan-pemberitaan mereka. Hasilnya, hasil liputan BBC untuk konflik Palestina-Israel dinilai tidak konsisten, tidak lengkap dan menyesatkan. BBC dinilai gagal menyajikan laporan seimbang tentang kesulitan hidup rakyat Palestina di bawah penjajahan Israel.

Industri Film

Bisa dipastikan, film-film produksi Inggris dan AS-lah yang banyak memberikan kontribusi ketakutan masyarakat Barat terhadap orang Islam dan Arab.

Kesan itu ditimbulkan dalam film-film blockbuster, kartun dan film-film yang artistik lainnya. Hasil studi Islamic Human Rights Commission menyebutkan bahwa sejumlah film produk Hollywood dan Inggris memberikan imej bahwa orang Arab dan Islam "kejam dan teroris. "

Film Siege misalnya, mengisahkan orang-orang Palestina yang memanggul senjata melakukan sejumlah serangan ke kota New York, gara-gara seorang pemimpin Muslim diculik oleh aparat militer AS.

Film Executive Decision juga mengisahkan sejumlah orang Palestina yang membajak pesawat Boeing 747 dan akan melakukan serangan dengan menggunakan gas berbahaya ke Washington DC.

Film-film semacam itu, menimbulkan rasa ketakutan bahwa orang-orang Arab atau orang-orang yang berwajah Timur Tengah dan Muslim berpotensi melakukan tindakan teroris. Film-film tersebut juga seolah ingin menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam tidak sesuai dengan nilai-nilai Barat, demikian bagian isi hasil studi itu.

Laporan itu juga mengkritisi film Aladdin buatan sineas Barat. Dalam film itu, tanah air Aladdin digambarkan sebagai wilayah yang "barbar" dan "orang Arab yang baik" termasuk tokoh Aladdin di film itu digambarkan beraksen Amerika sedangkan tokoh lainnya digambarkan beraksen Arab, yang menurut hasil studi tersebut terlalu berlebihan dan menggelikan.

"Ini adalah bukti, bahwa dari semua aliran mereka memuat sterotipe negatif tentang Islam, umat Islam dan orang arab, " demikian laporan tersebut. (ln/iol)