Gujarat, India Kembali Diguncang Bentrokan Sektarian Hindu-Muslim

Korban jiwa terus berjatuhan, menyusul bentrokan sektarian antara warga Muslim dan Hindu di Baroda, 120 kilometer di sebelah selatan Ahmedebad, kota utama di propinsi Gujarat, India. Bentrokan yang pecah sejak Senin (1/5) dipicu oleh penghancuran sebuah tempat suci milik warga Muslim yang sudah berusia dua abad oleh otoritas kota Beroda.

Lebih dari 70 orang termasuk 10 aparat kepolisian mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut. Pertikaian belum lagi reda, pada hari ini Rabu (3/5) sekelompok warga Hindu di wilayah itu membakar seorang pengendara mobil hingga tewas.

Kepala polisi di kota itu Deepak Swaroop membenarkan insiden tersebut. "Seorang anak muda dibakar hingga tewas. Situasi menjadi tegang dan jam malam sudah diberlakukan," katanya.

Anak muda yang menjadi korban pembakaran itu adalah seorang Muslim berusia 30 tahun dan bekerja di perusahaan penyulingan minyak. Ia baru saja pulang dari shift malam ketika tiba-tiba ratusan orang mengepungnya yang terdiri dari para aktivis Hindu garis keras yang berafiliasi ke partai Bharatiya Janata, partai yang berkuasa di Gujarat.

Warga Muslim di wilayah itu menyatakan sudah tidak percaya lagi dengan otoritas daerah setempat. Seorang warga bernama Moyin Khan mengungkapkan, kehidupan mereka dalam bahaya karena kelompok Hindu ektrimis dengan bersenjatakan pisau dan pedang mengepung perkampungan mereka. "Kami sudah menghubungi polisi tapi tidak ada respon," ujar Khan.

Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah menyatakan, pemerintah sudah mengontrol aksi kekerasan itu dan sudah melakukan semua yang bisa dilakukan. Sementara otoritas daerah Baroda menyatakan bahwa mereka terpaksa menghancurkan tempat suci warga Muslim itu karena dianggap ilegal dan menghalangi proyek pelebaran jalan.

Gujarat terkenal sebagai kota di India yang kerap dilanda pertikaian komunal. Pada tahun 2002, negara bagian yang menjadi sentra industri di India ini pernah dilanda kerusuhan yang dipicu oleh insiden terbakarnya 59 warga Hhindu di sebuah gerbong kereta api. Pemerintah daerah setempat menuding warga Muslim berada di balik aksi tersebut.

Organisasi-organisasi HAM melaporkan, sekitar 2.500 orang yang kebanyakan berasal dari kalangan Muslim dipukuli dan dibakar hingga tewas sebagai aksi balasan warga Hindu. Sementara para pejabat pemerintah menyatakan korban dalam aksi tersebut lebih dari 1.000 orang. (ln/aljz)