Hamshahri Mulai Publikasikan Kartun Holocaust

Harian Iran terpopuler di Iran, Hamshahri, mulai menampilkan kartun pertama tentang holocaust. Kartun itu dipulikasikan setelah melalui festival kartun internasional yang diselenggarakan untuk menguji konsistensi prinsip kebebasan mengungkapkan pendapat yang kerap dijadikan alasan oleh negara-negara Barat untuk mendiskreditkan Islam dan kaum Muslimin.

Harian Hamshahri menyebutkan bahwa kontes kartun Holocaust itu bertajuk “Sampai di mana batasan kebebasan pendapat di Barat?” Kartun pertama yang terpilih dibuat oleh kartunis Australia bernama Michael Leunig. Leunig yang kelahiran Melbourne itu mengatakan, kartunnya dibuat dalam rangka solidaritas dengan dunia Islam dan menerapkan prinsip kebebasan mengungkapkan pendapat. Leunig mengakui dirinya mendapat kesulitan untuk menyebarkan kartun itu di negaranya. “Meski sebenarnya menyebarkan kartun ini akan semakin membongkar kedok Barat terhadap prinsip kebebasan berpendapat,” katanya.

Kartun pertama yang dipublikasikan menggambarkan seorang miskin dengan simbol bintang david di punggungnya, berjalan ke kamp holocaust tahun 1945. Di sisinya tertulis kalimat “Berupaya untuk Pembebasan”. Sedangkan dalam kartun kedua berjudul, “Israel 2002”, ditampilkan seseorang tengah membawa senjata diarahkan ke sebuah gerbang yang mirip dengan medan peperangan, dan di atasnya terpampang tulisan “Perang untuk Perdamaian”.

Harian Hamshahri Iran menyatakan karikatur ini tidak bertujuan untuk membangkitkan konflik atau merupakan perilaku tidak logis dari para kartunis dunia untuk menyampaikan ide kebebasan berpendapat mereka. Namun mereka mengakui, “Sebab penyelenggaraan festival kartun ini untuk menolak penyebaran kartun yang melecehkan Rasulullah saw di media Barat.” Mereka juga mengatakan, “Kebebasan berpendapat yang dilancarkan Barat adalah kejahatan untuk menghina keyakinan umat Islam.”

Dan karenanya, festival kartun ini dilakukan untuk menguji sejauh mana batas kebebasan mengungkapkan pendapat yang sering dikoarkan oleh Barat, hingga bahkan ketika harus menghina Rasulullah saw? Lalu kenapa Jyllands Posten, media Denmark yang pertama kali mempublikasikan kartun menghina Rasulullah saw itu menolak kartun Yesus tiga tahun lalu? (na-str/iol)