Hari Pertama Ramadhan, Masjid di Perancis dan Rusia Diserang

Umat Islam di Perancis dan Rusia menjalani hari pertama bulan suci Ramadhan, Minggu (24/9) dengan ujian. Pada hari itu, dua masjid di Perancis dan sebuah masjid di Rusia Tengah, diteror orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Laporan AFP menyebutkan, sebuah masjid di sebelah barat laut kota Quimper mengalami kerusakan akibat terbakar dan di dinding luarnya terdapat enam gambar swastika. Masjid kedua yang diserang, terletak di sebelah barat daya kota Carcassonne. Aparat kota itu mengatakan, masjid itu digambari swastika dan slogan-slogan bernada kebencian seperti "Perancis untuk Perancis", "Arab Keluar" dan "Matilah Islam."

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas kedua insiden itu. Aparat berwenang sedang melakukan penyelidikan untuk menemukan siapa pelakunya.

Kelompok agama dan kelompok anti rasisme di Perancis mengutuk serangan tersebut. "Ini menjijikkan karena ini bodoh dan keji dan serangan itu menunjukkan ketidaktahuan yang besar tentang Islam," kecam Dalil Boubaker, Presiden French Council for Muslim Faith.

Menurutnya, serangan itu bertujuan kriminal dan ingin mengganggu, dengan cara yang keji, kedamaian umat Islam yang sedang menyambut datangnya bulan Ramadhan. Masjid Quimper sudah sering menjadi korban vandalisme, sejak dibangun pada Februari 2003.

Organisasi Movement Against Racism and for Frienship between People (MRAP) mengungkapkan rasa solidaritasnya dengan warga Muslim dan menyalahkan kondisi di mana Islam diidentikkan dengan teroris.

Dalam pernyataannya, MRAP mengatakan,"Ini adalah bagian dari upaya menyamakan Islam dengan terorisme. Manuver politik kelompok kiri jauh yang menghembusan isu bahwa Perancis akan di-Islam-kan memberi kontribusi pada iklim yang buruk yang mendorong munculnya tindakan semacam ini."

Perancis merupakan negara di Eropa yang paling banyak warga Muslimnya, yaitu sekitar lima juta orang.

Serangan Bom Molotov di Rusia

Di Rusia Tengah, sebuah masjid di kota Yaroslavl juga diserang oleh sekelompok orang dengan bom molotov tapi serangan itu tidak menyebabkan kebakaran di masjid.

"Lewat tengah malam, beberapa anak muda masuk ke halaman masjid dan melemparkan botol-botol yang sudah diisi dengan cairan yang mudah terbakar, ke jendela-jendela di lantai pertama masjid," ujar Kury Kalimov anggota organisasi Muslim lokal pada kantor berita Interfax.

Ketika peristiwa serangan terjadi Minggu (24/9), sedang ada acara dan ada beberapa jamaah di dalam masjid. Bom-bom itu mengenai kerangka jendela dan memantul tanpa adanya ledakan.

Para penyerang juga melempari masjid dengan batu dan merusak beberapa kaca jendela dan kaca mobil yang sedang diparkir di halaman masjid.

Mufti Rusia, Gulnor Gazieva mengungkapkan kemarahan dan kekhawatirannya atas aksi serangan tersebut. Pada stasiun radio Echo di Moskow, ia menyerukan agar warga Muslim ‘tidak menyerah dengan provokasi apapun, tetap tenang dan menjalani bulan Ramadhan dengan baik.’

Rusia memiliki sekitar 20 juta populasi warga Muslim yang kebanyakan terkonsentrasi di wilayah Kaukasus dan Rusia Tengah. (ln/iol)