IDB Bentuk Dana Khusus untuk Negara-Negara Muslim yang Miskin

Setelah melakukan pertemuan tahunan selama dua hari di Kuwait, Islamic Development Bank (IDB), Rabu (31/5) sepakat membentuk dana khusus untuk membantu umat Islam yang miskin.

Menteri Keuangan Kuwait Badir al-Humaidhi mengatakan penggunaan dana itu utamanya akan ditawarkan sebagai bantuan bagi pembangunan di negara-negara Muslim yang miskin.

"Jajaran gubernur IDB setuju untuk menyediakan dana bantuan itu dan sudah meminta para direktur eksekutifnya untuk menyiapkan aturan bagi pembentukan dana itu," kata al-Humaidhi.

Ia menambahkan, modal awal dana bantuan tersebut sudah mendekati angka lima milyar dollar. Satu milyar dollar di antaranya, kata al-Humaidhi berasal dari pemerintah Arab Saudi.

Pembentukan dana khusus untuk membantu negara-negara Muslim yang miskin, merupakan ide dari Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz dalam pertemuan tingkat tinggi Organisasi Konferensi Islam di Makkah akhir Desember 2005.

Al-Humaidhi mengatakan, dengan disepakatinya pembentukan dana khusus ini, 56 anggota IDB yang berbasis di Jeddah, diharapkan juga memberikan komitmennya untuk memberikan bantuan dana sesuai prosedur yang berlaku.

Lebih lanjut ia mengatakan, agar IDB bisa lebih banyak memberikan bantuan pada negara-negara Muslim, IDB akan meningkatkan permodalannya dua kali lipat.

Presiden IDB Ahmad Muhammad Ali menyatakan, dana ini mungkin baru akan efektif dioperasikan setelah pertemuan tahunan tahun depan yang rencananya akan berlangsung di Senegal.

Dalam pertemuan IDB di Kuwait, seluruh anggotanya juga menandatangani kesepakatan untuk membentuk sebuah korporasi pendanaan perdagangan atau Internasional Islamic Trade Finance Corp untuk mendorong perdagangan antar negara Muslim. Tugas awalnya adalah meningkatkan transaksi perdagangan antar anggota IDB yang selama 10 tahun ini baru mencapai 13 persen menjadi 20 persen.

IDB didirikan pada 1975 dan menjadi sayap ekonomi dari Organisasi Konferensi Islam yang beranggotakan 57 negara. Jajaran gubernur IDB terdiri dari menteri keuangan atau menteri ekonomi negara-negara anggotanya.

Seruan Bantu Rakyat Palestina

Selama pertemuan IDB berlangsung, mantan presiden Iran Muhammad Khatami menyerukan agar negara-negara Muslim penghasil minyak memberikan satu persen dari pendapatan produksi minyaknya untuk membantu rakyat Palestina.

"Uang itu akan digunakan untuk bantuan kesehatan, pendidikan dan proyek perumahan," kata Khatami. Ia juga meminta agar dana bantuan itu dipisahkan, untuk donasi dan untuk dana pinzaman lunak jangka panjang.

"Saya yakin pemerintah dan siapapun dari dunia Islam akan maju memberikan dukungan bagi inisiatif ini," sambung Khatami.

Seperti diketahui, rakyat Palestina menghadapi kondisi serius kekurangan makanan dan obat-obatan sejak AS dan Uni Eropa menghentikan bantuannya pada pemerintah Palestina karena sekarang dipimpin Hamas. Kondisi bangsa Palestina makin buruk setelah Israel juga ikut menghentikan transfer dana bulanan sebesar 50 juta dollar dari pajak dan cukai yang dipungut Israel atas nama Palestina. (ln/iol)