Inggris, Negara Barat Pertama yang Akan Kembangkan Sukuk

Perkembangan industri perbankan syariah di Inggris terus berkembang. Dalam waktu dekat bank-bank di Inggris diizinkan untuk menjual surat obligasi syariah atau yang dikenal dengan istilah sukuk. Dengan demikian, Inggris akan menjadi negara Barat pertama yang mengizinkan sukuk.

Laporan surat kabar Daily Telegraph edisi Selasa (30/1) mengutip pernyataan sekretaris bidang ekonomi departemen keuangan, Ed Balls yang mengatakan bahwa dirinya siap melakukan langkah selanjutnya dalam reformasi ekonomi, di mana regulasi dan sistem pajak bisa mendorong berkembangnya produk-produk syariah.

The Financial Times (FT) melaporkan, aturan tentang sukuk akan dipublikasikan bersamaan dengan pengumuman anggaran tahunan yang akan jatuh tempo pada Maret atau April. Menurut FT, pasar sukuk nilainya mencapai 45 milyar dollar di antara surat-surat obligasi yang ada.

Lebih lanjut Balls menyatakan akan mempresentasikan pemberlakuan sukuk ini dalam acara pertemuan tingkat tinggi Euromoney Annual Islamic Finance ke-6. Pertemuan ini dihadiri oleh para pengusaha jasa keuangan terkemuka di Inggris, termasuk para gubernur bank sentral, dua menteri dan para penentu kebijakan industri perbankan.

Pertemuan tersebut memfokuskan bahasan pada perkembangan pasar sukuk dan upaya menginternasionalkan produk-produk dan jasa keuangan syariah yang ada di pasar keuangan syariah.

London Pusat Industri Keuangan Syariah

Dalam pertemuan itu yang akan berlangsung selama dua hari itu, Balls akan mengumumkan pula rencana pemerintahnya untuk menjadikan London sebagai pusat industri keuangan syariah.

"Ini adalah contoh bahwa sektor publik dan privat bekerjasama guna mewujudkan ambisi bersama untuk membentuk pasar internasional yang luas bagi jasa dan produk keuangan syariah, dengan London sebagai pusatnya, " tandas Balls.

Untuk itu, kata Balls, Menteri Keuangan Inggris, Gordon Brown dalam laporan anggarannya, akan menjelaskan lebih jauh tentang reformasi di bidang keuangan guna mendorong perkembangan perbankan syariah.

Brown meyakini, Inggris bisa menjadi pintu gerbang bagi industri keuangan dan perdagangan syariah, khususnya kota London di mana terdapat banyak bank-bank yang menyediakan jasa dan produk berbasis syariah, dibandingkan tempat lain yang menjadi pusat keuangan Barat.

Jumlah warga Muslim di Inggris yang mencapai 1, 8 juta jiwa, menjadi pasar potensial bagi industri perbankan syariah.

Beberapa retail bank, seperti Lloyds TSB-bank kelima terbesar di Inggris-sudah menyediakan produk-produk berbasis syariah mulai dari tabungan sampai pinjaman untuk pembelian rumah.

Saat ini dipekirakan ada 300 bank dan institusi finasial berbasis syariah di seluruh dunia yang asetnya diproyeksikan akan tumbuh sebesar satu triliun dollar pada 2013.

Lembaga keuangan Barat seperti Citigroup, Deutsche Bank, HSBC dan UBS juga sudah merambah pelayanan jasa keuangan syariah. Jepang rencananya akan mengenalkan sistem syariah dalam industri perbankannya untuk menarik nasabah dari Timur Tengah. (ln/iol)

Inggris, Negara Barat Pertama yang Akan Kembangkan Sukuk

Perkembangan industri perbankan syariah di Inggris terus berkembang. Dalam waktu dekat bank-bank di Inggris diizinkan untuk menjual surat obligasi syariah atau yang dikenal dengan istilah sukuk. Dengan demikian, Inggris akan menjadi negara Barat pertama yang mengizinkan sukuk.

Laporan surat kabar Daily Telegraph edisi Selasa (30/1) mengutip pernyataan sekretaris bidang ekonomi departemen keuangan, Ed Balls yang mengatakan bahwa dirinya siap melakukan langkah selanjutnya dalam reformasi ekonomi, di mana regulasi dan sistem pajak bisa mendorong berkembangnya produk-produk syariah.

The Financial Times (FT) melaporkan, aturan tentang sukuk akan dipublikasikan bersamaan dengan pengumuman anggaran tahunan yang akan jatuh tempo pada Maret atau April. Menurut FT, pasar sukuk nilainya mencapai 45 milyar dollar di antara surat-surat obligasi yang ada.

Lebih lanjut Balls menyatakan akan mempresentasikan pemberlakuan sukuk ini dalam acara pertemuan tingkat tinggi Euromoney Annual Islamic Finance ke-6. Pertemuan ini dihadiri oleh para pengusaha jasa keuangan terkemuka di Inggris, termasuk para gubernur bank sentral, dua menteri dan para penentu kebijakan industri perbankan.

Pertemuan tersebut memfokuskan bahasan pada perkembangan pasar sukuk dan upaya menginternasionalkan produk-produk dan jasa keuangan syariah yang ada di pasar keuangan syariah.

London Pusat Industri Keuangan Syariah

Dalam pertemuan itu yang akan berlangsung selama dua hari itu, Balls akan mengumumkan pula rencana pemerintahnya untuk menjadikan London sebagai pusat industri keuangan syariah.

"Ini adalah contoh bahwa sektor publik dan privat bekerjasama guna mewujudkan ambisi bersama untuk membentuk pasar internasional yang luas bagi jasa dan produk keuangan syariah, dengan London sebagai pusatnya, " tandas Balls.

Untuk itu, kata Balls, Menteri Keuangan Inggris, Gordon Brown dalam laporan anggarannya, akan menjelaskan lebih jauh tentang reformasi di bidang keuangan guna mendorong perkembangan perbankan syariah.

Brown meyakini, Inggris bisa menjadi pintu gerbang bagi industri keuangan dan perdagangan syariah, khususnya kota London di mana terdapat banyak bank-bank yang menyediakan jasa dan produk berbasis syariah, dibandingkan tempat lain yang menjadi pusat keuangan Barat.

Jumlah warga Muslim di Inggris yang mencapai 1, 8 juta jiwa, menjadi pasar potensial bagi industri perbankan syariah.

Beberapa retail bank, seperti Lloyds TSB-bank kelima terbesar di Inggris-sudah menyediakan produk-produk berbasis syariah mulai dari tabungan sampai pinjaman untuk pembelian rumah.

Saat ini dipekirakan ada 300 bank dan institusi finasial berbasis syariah di seluruh dunia yang asetnya diproyeksikan akan tumbuh sebesar satu triliun dollar pada 2013.

Lembaga keuangan Barat seperti Citigroup, Deutsche Bank, HSBC dan UBS juga sudah merambah pelayanan jasa keuangan syariah. Jepang rencananya akan mengenalkan sistem syariah dalam industri perbankannya untuk menarik nasabah dari Timur Tengah. (ln/iol)