Iran Layangkan Surat Resmi, Minta DK PBB Paksa Israel Hentikan Persenjataan Nuklirnya

Iran mendesak Dewan Keamanan PBB agar memaksa Israel untuk menghentikan proyek persenjataan nuklirnya. Desakan itu disampaikan dalam sebuah surat resmi pada Dewan Keamanan PBB, Selasa (19/12).

Duta besar Iran untuk PBB, Javad Zarif mengatakan, pernyataan Olmert bahwa Israel adalah salah satu negara yang memiliki persenjataan nuklir, "telah menghapus alasan apapun-jika pernah ada-bagi dewan keamanan untuk tidak mengambil tindakan terhadap ancaman nyata yang ada di depan mata bagi perdamaian dan keamanan internasional."

Untuk itu, tegas Zarif, dewan keamanan PBB harus memaksa Israel agar menghentikan persenjataan nuklirnya serta mendesak rejim Zionis itu untuk ikut serta dalam NPT (Nuclear Non-Proliferation Treaty) tanpa ditunda-tunda lagi. Iran juga mendesak Israel agar segera menempatkan semua fasilitas nuklirnya di bawah pengawasan penuh IAEA (International Atomic Energy Agency).

Surat yang dilayangkan Iran pada dewan keamanan PBB kemarin adalah seruan resmi pertama agar segera diambil tindakan terhadap Israel atas proyek-proyek nuklirnya dan kebetulan bersamaan dengan perdebatan di dewan keamanan PBB tentang penerapan sangsi terhadap Iran terkait program nuklir Iran.

Negara-negara Barat kerap dikritik karena telah menerapkan standar ganda dalam menekan Iran agar menghentikan semua aktivitas nuklirnya. Tapi tidak terhadap Israel, padahal sudah menjadi rahasia umum, bahwa Israel memiliki persenjataan nuklir. Mantan Kepala IAEA, Hans Blix pada bulan Juni bahkan pernah mengungkapkan bahwa Israel kemungkinan telah memiliki sekitar 200 senjata berkepala nuklir.

Kebenaran itu akhirnya terungkap lewat mulut PM Israel sendiri, Ehud Olmert. Dalam wawancaranya yang disiarkan Channel 10 di Israel, Olmert mengatakan,"Iran, secara terbuka, ekplisit dan di depan umum mengancam untuk menghapus Israel dari peta. Dapatkah anda mengatakan demikian dalam level yang sama, ketika mereka terinspirasi untuk memiliki senjata nuklir, seperti AS, Perancis, Israel dan Rusia.

Israel selama ini tidak pernah secara formal mengakui memiliki senjata nuklir dan tidak mau ikut menandatangani NPT. Sementara Iran, sudah menandatangani NPT dan menyatakan bahwa proyek nuklirnya untuk kepentingan sipil, bukan untuk membuat senjata nuklir. (ln/aljz)