Keamanan Mesir Larang Dr. Said Ramadhan Al-Buthy Mengajar di Universitas Kairo

Pihak keamanan Mesir melarang pemikir Islam Suria Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi untuk mengajar di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Politik Universitas Kairo. Mereka juga menyegel seminar yang akan digelar bertema “Agama dan Peradaban”, yang seharusnya berlangsung pada hari Kamis 19 Januari kemarin.

Dalam keterangan yang diterima Islamonline, sejumlah tokoh Islam yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan seminar tersebut didatangi aparat keamanan yang menyampaikan bahwa manajemen fakultas telah membatalkan seminar tanpa alasan. Dr. Nadiya Mushtafa, Direktur Pusat Kajian Politik yang bertanggung jawab atas pelaksanaan seminar mengatakan, “Seminar ini telah dibatalkan oleh keamanan secara mendadak pada sore hari Rabu (18/1), tanpa menjelaskan alasannya.” Padahal undangan untuk 400 orang dari Lembaga Pengajaran Universitas sudah disebarkan, dan pembicaranya juga disebutkan, yakni Dr. Al-Buthi.

Menurutnya upaya perundingan dengan keamanan telah dilakukan agar mengizinkan Dr. Al-Buthi yang merupakan dekan Fakultas Syariah di Universitas Damaskus, serta anggota Lembaga Fiqih Islam, untuk datang dan tinggal selama 5 hari sampai ia selesai mengajar di Universitas Kairo. Pelarangan itu sendiri, masih menurut Nadiya, melibatkan Rektor Universitas Kairo langsung.

Kenapa Dr. Al-Buthy dilarang? Seorang pakar politik dan strategi, Lewa Muslim, mengatakan, “Tak ada catatan apapun yang menyebabkan Dr. Al-Buthy dilarang masuk ke dalam wilayah Mesir.” Apalagi sebelumnya, Dr. Al-Buthy telah mendapat izin untuk mengajar di Universitas Kairo dan menjadi pembicara dalam seminar.

Para pengamat politik di Mesir mengatakan bahwa pihak keamanan Mesir sekarang memperketat tokoh-tokoh Islam yang datang ke Mesir setelah kemenangan Al-Ikhwan Al-Muslimun dan menguasai sepertiga parlemen Mesir dengan menduduki 88 kursi. Menurut pengamat politik, seperti dikutip Islamonline, keamanan Mesir kini sangat sensitif terhadap tokoh Islam yang memiliki pengaruh besar di masyarakat, terlebih yang memiliki keterkaitan dengan arus Al-Ikhwan. Dr. Al-Buthy sendiri, memang kerap disebut sebagai salah satu tokoh Al-Ikhwan.

Siapa Dr. Al-Buthy? Bagi mereka yang rajin membaca buku tentang pemikiran Islam modern internasional, nama itu pasti tidak asing lagi. Al-Buthy telah menulis sejumlah buku antara lain tentang perdebatan antara tokoh Islam dan marxisme. Ia mulai terkenal di masyarakat luas setelah terjadi diskusi yang dilakukannya dengan Syaikh Nashiruddin Albani sekitar tahun 70-an. Lalu pada tahun 80-an namanya kembali menjadi buah bibir masyarakat Muslim Timur Tengah, setelah ia mengadakan dialog sengit menghadapi tokoh Marxis dan disiarkan di televisi. Salah satu karyanya yang banyak menjadi referensi bagi pemuda Islam di Indonesia adalah, Fiqhu Sirah, yang menguraikan sejarah perjuangan dakwah Rasulullah dengan korelasi perjuangan di masa sekarang.

Di antara fatwa yang dikeluarkan Al-Buthy adalah pengharaman membeli barang-barang produksi Amerika yang dibuat di negara non Amerika. “Produk-produk yang dibuat di negara Arab dan Islam dilarang berinteraksi dengan mereka. Karena keuntungannya akan diberikan secara otomatis ke perusahaan AS,” kata Al-Buthy. Ia mengecualikan barang-barang yang sudah terlanjur dibeli oleh kaum Muslimin dan keuntungannya sudah terlanjur sampai ke Amerika. Benda-benda itu menurutnya, telah berganti status menjadi produk lokal. (na-str/iol)