Kedukaan Menjelang Ramadhan di Mogadishu

Nyaris tak ada kehidupan di pasar-pasar. Tidak ada seruan untuk memberi donasi untuk kegiatan keagamaan. Tidak ada pengumuman apapun tentang rencana buka bersama, atau agenda kegiatan masjid di bulan Ramadhan.

Ini semua sekilas potret kehidupan yang dialami Muslim Mogadishu, di hari-hari menjelang bulan Ramadhan.

Sepertinya, Ramadhan tahun ini tidak ada di Mogadishu. Yang ada hanyalah suasana genting yang menyergap penduduk kota diiringi berbagai aksi kekerasan setiap harinya.

Meski tinggal beberapa hari lagi menjelang bulan Ramadhan, sejumlah warga Somalia di Mogadhisu nyaris tak melakukan perubahan apapun sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, mereka ramai menyusun agenda buka bersama, menyampaikan pengumuman tentang pengumpulan dana ziswaf dan sejumlah acara penyambutan Ramadhan. Semua itu terjadi tatkala kelompok Islam yang bernama Mahakim Islamiyah berkuasa di kota tersebut. Tapi kali ini, setelah pasukan Somalia menduduki kota Mogadishu, semuanya nyaris tidak ada.

Mukhtar Syaikh Hasan, Kepala Pusat Pembinaan Yatim mengatakan, “Yayasan kami menghimpun 100 an anak yatim. Tapi pada tahun ini sepertinya tidak akan ada buka bersama anak yatim yang biasanya juga diselenggarakan oleh sejumlah penduduk kota untuk orang-orang miskin. Kondisi kota saat ini sedang ditutup dan dijaga ketat setelah pasukan Ethiopia yang mendukung pasukan Somalia mendirikan basis militernya di Mogadhisu, dekat dengan yayasan yatim”

Somalia memang menghadapi situasi keamanan yang paling rawan, sejak jatuhnya kekuasaan Mahakim Islamiyah pada tahun lalu, akibat serangan pasukan Somalia yang didukung tentara Ethiopia.

Fathimah Ali, ibu dari empat orang anak di Mogadhisu, saat ini mengalami kondisi ekonomi yang sulit karena kebanyakan orang Somalia melarikan diri ke luar Somalia. Mereka memilih pergi meninggalkan rumah untuk menyelamatkan diri dari kekerasan yang setiap hari terjadi di Mogadishu antara pasukan Ethiopia plus Somalia yang terus menerus memerangi pasukan Mahakim Islamiyah.

Tahun ini, Fathimah tidak juga mendapat bantuan pangan seperti tahun lalu. Kondisi ini antara lain disebabkan menurunnya aktivitas NGO Islam yang biasanya banyak datang ke Somalia untuk menyalurkan bantuan.

“Di tahun lalu, kami bisa berbuka puasa di salah satu pusat dakwah yang dikelola oleh Mahakim Islamiyah. Tapi di tahun ini, yayasan itu sudah disegel, ” ujar Fathimah.

Ia berharap yayasan itu dibuka kembali untuk bisa menyalurkan bantuan makanan dan kebutuhan hidup bagi masyarakat miskin seperti dirinya. (na-str/iol)