Kengerian di Shorja, Irak 80 Orang Tewas, Ratusan Luka-Luka

Aksi-aksi ledakan bom terus mengintai nyawa rakyat Irak. Senin kemarin, dua ledakan dashyat mengguncang sebuah pasar yang terkenal ramai di distrik Shorja. Akibat ledakan tersebut, sejumlah toko hancur, satu gedung pertokoan tekstil berlantai tujuh terbakar habis dan orang-orang yang sedang berada dalam kendaraan, tubuhnya hancur bersama dengan mobil-mobil mereka.

Menurut keterangan polisi, ledakan berasal dari bom mobil yang diparkir di depan pintu masuk garasi di bawah sebuah tokoh tekstil. Ledakan menghancurkan mobil-mobil lainnya yang sedang diparkir di garasi itu. Tak lama kemudian, sebuah bom meledak lagi di dekat pasar Haraj, tak jauh dari lokasi ledakan pertama. Dalam sekejap, situasi di sekitarnya menjadi kacau. Belasan toko luluh lantak dan asap tebal bewarna hitam membubung ke langit.

Ironisnya, pada saat ledakan terjadi PM Irak Nuri al-Maliki sedang menyampaikan seruan agar rakyat Iran tetap tenang, menjaga persatuan serta mengakhiri kekerasan yang melanda negeri itu. Seruan Maliki itu disiarkan stasiun televisi langsung dari kantor perdana menteri di kasawan Zona Hijau sekitar pukul 12. 20 siang. Dalam siaran televisi itu, para pejabat yang mendampingi Maliki terlibat ikut berguncang dan menunjukkan wajah ketakutan akibat ledakan yang sangat dashyat, yang lokasinya memang tidak begitu jauh dari kantor perdana manteri.

Sementara itu di lokasi kejadian, para saksi mata mengaku kesulitan untuk membedakan mana bagian tubuh manusia dan bagian dari pecahan patung-patung berbentuk manusia yang bisa dipajang di toko-toko tekstil. Semuanya berhamburan di tengah genangan darah.

Tim penyelamat menggunakan peralatan apa saja yang ada, untuk mengangkut para korban dengan ambulan, truk dan kendaraan lainnya yang bisa digunakan. Ruang gawat darurat di Rumah Sakit Kindi sibuk mengurus para korban. Aparat kepolisian mengatakan, mereka yang tadinya selamat saat ledakan pertama, banyak yang menjadi korban saat ledakan bom kedua.

"Saya melihat tiga mayat yang tubuhnya sudah tercabik-cabik. Paramedis memunguti serpihan daging dan potongan tubuh manusia di antara genangan darah dan menempatkannya di sebuah kantong plastik, " kata Wathiq Ibrahim, seorang saksi mata.

"Kepulan asap membuat lokasi kejadian menjadi gelap, " sambungnya.

Bagi Yusuf Ahmad, seorang veteran Perang Teluk 1991, kepulan asap pekat di distrik Shorja akibat ledakan tersebut, mengingatkannya pada pembakaran ladang-ladang minyak di Kuwait oleh tentara Irak.

"Saya tidak berpikir akan melihat sinar matahari menjadi gelap seperti itu lagi, " ujar Ahmad yang berdiri sekitar 50 meter dari gedung pertokoan yang terbakar.

Ali Muhmmad, salah seorang pemilik toko yang terbakar mengungkapkan kesedihannya, "Saya kehilangan segalanya, teman-teman, kehidupan saya dan harapan bahwa negara saya akan mampu bertahan. " Dalam peristiwa itu, dua pegawai toko Ali tewas.

Sampai tengah malam, kobaran api masih terlihat di lokasi ledakan. Petugas pemadam kebakaran mengatakan, kemungkinan masih banyak mayat yang berada di bawah reruntuhan pertokoan yang terbakar.

"Melihat ini, saya pikir ini seperti di neraka. Di mana Maliki? Apakah ia akan datang ke sini?" tanya seorang warga yang mengaku bernama Muhammad.

Pertanyaan semacam itu wajar dilontarkan, karena seminggu sebelumnya, al-Maliki mengerahkan ribuan pasukan polisi dan militer Irak bersama pasukan AS untuk melakukan pengamanan akibat aksi-aksi ledakan bom dan kekerasan yang hampir setiap hari mengintai nyawa warga Irak tak berdosa.

Tapi kenyataannya, aksi-aksi berdarah itu terus terjadi dan puluhan korban terus berjatuhan. Siapa pelaku di balik aksi-aksi ini? (ln/guardian)