Kesepakatan Bersama Hamas-Fatah: Kami Berjanji di Hadapan Allah

Sukses dialog Makkah antara Hamas dan Fatah di ambang pintu. Sore hari Kamis (8/2), kedua organisasi besar Palestina itu sepakat untuk mengharamkan pertumpahan darah rakyat Palestina, membentuk pemerintahan bersatu nasional dan koalisi politik.

Tiga poin penting yang bersejarah bagi masa depan Palestina itu telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Dan saat penandatanganan itu usai, diletuskan tembakan senjata ke langit sebagai luapan kegembiraan, sekaligus pertanda pertikaian internal antar sesama anak bangsa usai sudah.

Di Makkah, pimpinan Fatah dan Hamas bertemu dengan raja Saudi Abdullah bin Abdul Aziz. Mereka menyampaikan poin-poin kesepakatan yang telah ditandatangani. Penasehat Presiden Palestina Mahmud Abbas, membacakan isi kesepakatan yang intinya berisi poin-poin, penegasan tentang haramnya menumpahkan darah bangsa Palestina dan mengambil seluruh langkah yang bisa menghalangi tertumpahnya darah sesama anak bangsa. Poin ini sekaligus menegaskan tentang kesepakatan menjaga persatuan nasional Palestina dan lebih mendahulukan bahasa dialog sebagai landasan satu-satunya untuk mencari solusi perbedaan.

Poin lainnya adalah: sepakat secara final untuk membentuk pemerintahan nasional bersatu, berikut berbagai mekanisme undang-undang yang menetapkan pemerintahan tersebut, melanjutkan upaya pembenahan PLO sesuai rekomendasi dialog Kairo dan Damaskus dan menegaskan prinsip koalisi politik di atas keragaman.

Setelah teks pernyataan sikap yang ditandatangani oleh wakil Hamas dan Fatah, Amr menyampaikan penugasan kepada Presiden Abbas dan PM Ismail Haniyah untuk membuat pemerintahan nasional bersatu.

Dalam sambutannya, mengomentari terbentuknya pemerintahan baru, Presiden Abbas meminta sikap saling menghormati. “Saya minga Saudara Ismail Haniyah dan pemerintahannya menghormati seluruh kesepakatan yang telah ditetapkan oleh pemerintahan terdahulu berikut dewan perwakilannya. ”

Abbas mengutip teks kesepakatan yang memuat kata “penghormatan” sebagai pengganti kata “mengikat” terhadap poin perdamaian oleh pemerintahan terdahulu.

Sementara Khalid Mishal dari Biro Politik Hamas yang juga menandatangani teks kesepakatan bersama itu menyampaikan pentingnya semua pihak untuk komitmen dengan seluruh poin kesepakatan.

“Saya yakinkan orang-orang yang khawatir bila kesepakatan ini akan bernasib sama dengan kesepakatan sebelumnya, saya katakan kepada mereka, kami telah berjanji di hadapan Allah di tempat yang suci ini, bahwa kesepakatan ini akan benar-benar mengikat. ” (na-str/iol)