Krisis Bahan Bakar di Ghaza, Warga Beralih ke Keledai

Keledai kini menjadi tulang punggung perekonomian warga Ghaza. Banyak di antara mereka yang menggunakan keledai untuk berkeliling menjual barang dagangannya atau dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.

"Kami akan kembali ke masa dinasti Turki. Karena tak ada bahan bakar, orang-orang berpikir, lebih baik membeli keledai, " kata Ashraf Kishko, pembuat dokar seperti dilansir surat kabar Independent edisi Sabtu (8/12).

Sejak Hamas mengambil alih Ghaza pada pertengahan Juni lalu, Israel menutup semua perbatasan di Ghaza dan dengan ketat mengawasi pergerakan orang dan barang-barang dari dan ke Ghaza. Sejak itu, kehidupan ekonomi di wilayah ini makin sulit, ditambah lagi pada bulan September kemarin PM Israel Ehud Olmert menyatakan Ghaza sebagai "wilayah musuh" dan mulai mengurangi pasokan bahan bakar ke Ghaza.

Ghaza kini mengalami krisis bahan bakar, dan hampir semua tempat penjualan bahan bakar menutup usahanya.

"Tidak ada lapangan pekerjaan di sini, oleh sebab itu saya akan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri buat saya, " kata Saber Dabour yang baru membeli seekor keledai dari Pasar Shajaia di Kota Ghaza.

Ketiadaan bahan bakar membuat bisnis jual beli keledai "booming" di Ghaza. "Selalu ada orang yang mau membeli keledai, " kata warga Ghaza Fathi Abu Amra yang juga berencana untuk membeli keledai-keledai dengan harga murah di Shajaia, untuk dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.

"Setiap orang memanfaatkan kedelai untuk dibeli dan dijual lagi, seperti sayuran, " ujarnya.

Para ahli ekonomi menyebut situasi di Ghaza sebagai "kemunduran" ekonomi. Pasar tempat jual beli mobil yang dibuka tiap hari Jumat, kini sudah berganti menjadi pasar jual beli keledai.

Seperti membeli mobil, warga Ghaza yang ingin membeli keledai juga sangat hati-hati ketika memilih keledai yang akan dibelinya. Mereka memeriksa rahang, gigi dan men-test kekuatan keledai menarik dokar.

"Seekor keledai tidak perlu ban, suku cadang atau bahan bakar. Anda hanya perlu memastikan bahwa keledai itu tidak menendang orang dengan kaki belakangnya, bahwa keledai itu cukup kuat dan warnanya bagus, " tukas Dabour. Ada-ada saja. (ln/iol)