Krisis Kartun Nabi Muhammad saw akan Diangkat ke Layar Lebar

Peristiwa kartun Nabi Muhammad saw surat kabar Jyllands-Posten yang menimbulkan kemarahan umat Islam di seluruh dunia pada bulan September 2005 lalu, menginspirasi seorang sineas terkenal Denmark.

Sutradara Erik Clausen mengungkapkan rencananya untuk memproduksi film tentang peristiwa tersebut. Dalam wawancara dengan Islamonline, Clausen mengatakan bahwa ia sekarang sedang membuat skenario dan plot ceritanya.

"Film ini akan mengangkat krisis yang disebabkan oleh publikasi kartun tersebut dari sisi kemanusiaannya yang difokuskan pada hubungan antar budaya, " ujar Clausen.

"Saya juga akan mengangkat masalah kebebasan berpendapat dan batasan-batasan dari kebebasan berekspresi, " sambung sutradara berusia 64 tahun itu.

Clausen mengaku belum punya gambaran siapa saja aktor yang akan bermain dan film-nya itu. Tapi film tersebut tentu saja akan menampilkan tokoh-tokoh utama, termasuk para imam Muslim, ilustrator kartun dan tokoh pemimpin redaksi surat kabar yang memuat kartun-kartun yang menghinakan Nabi Muhammad saw.

Clausen mempekirakan, pembuatan film ini akan makan waktu hingga dua tahun. Ia kemungkinan akan menjalin kerjasama dengan perusahaan film di negara-negara Arab, untuk keperluan pengambilan gambar sejumlah episode yang lokasinya di Timur Tengah.

Secar pribadi, Clausen menilai pembuatan dan penerbitan kartun Nabi Muhammad sawa sebagai tindakan yang bodoh dan tidak hati-hati, karena telah menimbulkan kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Bahkan seorang komedian seperti Charlie Chaplin sekalipun, sambung Clausen, mungkin tidak akan pernah membuat ilustrasi karikatur semacam itu dan mempublikasikannya. Karena kebebasan berekspresi dan satir tetap ada batasannya.

Clausen juga menuding media massa telah ikut berperan dalam memicu sentimen anti-Muslim di Denmark.

"Saya tinggal di sebuah bangunan yang juga menjadi rumah bagi delapan orang yang berasal dari kebangsaan yang berbeda-beda. Tapi kami hidup damai dan saling menghormati. Persoalan muncul ketika saya membaca koran setiap hari, " tukas Clausen.

Sambutan Warga Muslim

Rencana Clausen mengangkat peristiwa krisis kartun Nabi Muhammad saw disambut positif oleh Imam Abdul Wahid Pedersen.

Menurutnya, film adalah cara baru untuk memperdebatkan masalah kartun tersebut. " Saya yakin, film ini akan berdampak besar bagi salah satu kebijakan luar negeri yang paling buruk dalam sejarah negara Denmark modern, " tegas Pedersen.

Ia menilai Clausen sebagai sutradara yang kreatif an obyektif yang akan memperkaya perdebatan tentang kartun Nabi Muhammad saw.

"Clausen bisa melihat sisi pandang umat Islam dalam krisis kartun itu. " sergahnya.

Dukungan terhadap rencana Clausen juga disampaikan seorang wartawan Muslim, Asmaa Abdul-Hamid. "Clausen ada sutradara yang cerdas dan kreatif. Sanga menarik, bahwa ia akan mengangkat aspek kamanusiaan dalam krisis kartun tersebut, " katanya.

Jumlah warga Muslim Denmark diperkirakan berjumlah 200. 000 dari 5, 4 juta total penduduk negeri itu.

Menyusul krisis kartun pada September 2005 lalu, Muslim Denmark dan Muslim di seluruh dunia telah melakukan berbagai langkan inisiatif untuk melawan segala bentuk stereotipe tentang Islam di Barat. Umat Islam juga banyak melakukan kampanye untuk lebih mengenalkan pada masyarakat Barat, siapa sosok Nabi Muhammad saw.

Para ulama Muslim di Denmark juga sudah membentuk sebuah komite bernama European Committee for Honoring Prophet, yang beranggotakan sekitar 27 organisasi Islam di Denmark. (ln/iol)