Mundur dari Kota Shijiya, Israel Tutup Lagi Perbatasan Rafah di Gaza

Setelah lima hari berturut-turut melakukan operasi militer di kota Gaza dan membunuh 18 warga Palestina, Israel mulai menarik pasukannya dari pinggiran kota itu.

Militer Israel mengatakan, pasukannya yang ada di distrik Shijaya-wilayah pertama di Gaza yang diserang Israel sejak hari Sabtu kemarin-sudah ditarik. Israel melancarkan operasi militernya ke Gaza dengan alasan mencari bahan-bahan peledak dan lorong-lorong rahasia yang kerap digunakan pejuang Palestina.

Seiring dengan penarikan mundurnya dari kota Gaza, militer Israel mengedarkan foto-foto yang diklaimnya sebagai terowongan yang digali oleh kelompok pejuang Palestina dari Shijaya ke perbatasan Karni, perbatasan utama Palestina-Israel.

Menurut keterangan Israel, terowongan itu dalamnya 13 meter dan panjangnya 150 meter, diperkuat dengan tiang-tiang yang terbuat dari kayu. Israel mengklaim, terowongan itu digunakan untuk menyerang tentara Israel di perbatasan.

Di Tepi Barat, Israel masih terus melakukan serangan. Beberapa saksi mata mengatakan, tentara Israel menyerbu kota Nablus setelah pukul 02.00 pagi dan menyergap sejumlah kelompok pejuang. Dalam serangan itu, pemimpin Brigade Martir Al-Aqsa, Fadi Kafishe terbunuh dan enam pejuang lainnya terluka dalam baku tembak. Menurut Israel, serangan ke Nablus merupakan operasi rutin pasukannya.

Di Gaza, pemimpin lokal Komite Perlawanan Popular, Raid al-Nahl tewas ditembak sekelompok penyerang tak dikenal di kamp pengungsian dekat kota Gaza.

Perbatasan Rafah Ditutup Lagi

Sementara itu, surat kabar Israel, Haaretz melaporkan, Israel kembali menutup perbatasan Rafah sebagai tekanan pada Palestina agar membebaskan tentaranya yang ditawan.

"Kami menolak membuka perbatasan meski hanya untuk beberapa jam saja, sepanjang persoalan penculikan tentara kami tidak ada perubahan," kata seorang perwakilan Shin Bet, lembaga intelejen dalam negeri Israel.

Israel menyatakan akan membuka kembali perbatasan yang menjadi satu-satunya penghubung Gaza dengan dunia luar itu, setelah tentaranya dibebaskan dan penembakan dari wilayah Gaza dihentikan.

Menurut surat kabar Haaretz, baru pertama kali ini militer dan badan intelejen Shin Bet menyerukan penutupan perbatasan. Padahal dalam kunjungannya ke Palestina, Rabu (30/8) Sekjen PBB Kofi Annan meminta Israel membuka kembali perbatasan-perbatasan yang ditutupnya dan mengakhiri serangan-serangan dengan target warga sipil Palestina.

"Dua ratus warga Palestina terbunuh sejak akhir Juni. Ini harus segera dihentikan," sesal Annan.

Ia juga meminta Israel untuk membebaskan anggota kabinet, parlemen dan pejabat pemerintah Palestina yang ditawannya serta meminta Palestina untuk tidak menembakkan roket ke Tel Aviv. (ln/aljz/iol)