Muslim Australia Akan Dirikan Partai Politik

Para pemuka Muslim di Australia mengumumkan rencana pendirian partai politik setelah seorang tokoh partai Kristen menuntut pelarangan masuknya imigran Muslim ke negeri Kanguru itu, dengan alasan umat Islam kini mulai mendominasi sejumlah komunitas.

Mufti Australia Syaikh Taj Aldin al-Hilali salah satu penggagas pendirian partai itu menyerukan sekitar 300 ribu Muslim di Australia agar lebih berperan dalam panggung politik. Juru bicara al-Hilali, Keysar Trad mengatakan, ulama kelahiran Mesir itu ingin menghentikan tindakan para politisi di Australia yang menjadikan komunitas Muslim sebagai ajang permainan "sepak bola politik. "

Sejauh ini belum terlihat berapa besar dukungan warga Muslim atas rencana pembentukan partai politik yang digagas al-Hilali. Pasalnya, sejumlah pemuka Muslim berusaha menjaga jarak dengan pandangan-pandangan al-Hilali setelah kasus pernyataan al-Hilali yang menjadi kontroversi.

Ia menuai protes tahun 2006 kemarin setelah pernyataannya yang menyebut kaum perempuan yang berpakaian minim sebagai "daging yang tidak tertutup" dan bisa mengundang orang untuk melakukan perkosaan.

Akibat pernyataannya itu, muncul desakan agar al-Hilali meninggalkan Australia. Namun al-Hilali menolak dan mengatakan bahwa umat Islam punya hak untuk hidup di Australia karena mereka punya tiket, tidak seperti nenek moyang bangsa Australia yang merupakan para tahanan yang dibuang ke wilayah itu.

Lebih lanjut juru bicara al-Hilali mengatakan, tujuan partai ini adalah untuk "menegakkan kembali keadilan" yang selama ini terkikis oleh rasa ketakutan dan kekhawatiran. "Apa yang disebut perang terhadap teror menjadi alat yang paling buruk untuk memecah belah masyarakat, dengan cara membuat masyarakat takut pada para tetangganya sendiri, " tukas Keysar.

Islamofobia

Apa yang diungkapkan Keysar cukup beralasan, karena Islamofobia makin meningkat di Australia. Ini terlihat dari pernyataan Ketua Partai Kristen Demokrat, Fred Nile yang menyerukan agar Australia memprioritaskan moratorium selama 10 tahun terhadap imigran Muslim dan terhadap hambatan bagi umat Kristiani di negara-negara Islam

Dalam wawancara di sebuah stasiun radio, Nile yang juga anggota parlemen negara bagian South Wales mengatakan, ia menginginkan agar Australia belajar dari Belanda dan Perancis, di mana warga minoritas Muslim jumlahnya makin besar dan makin kuat.

"Hal serupa sedang terjadi di kota kita, Sydney… Mereka (warga Muslim) terkonsentrasi dan jelas dengan jumlah populasi, mereka mendominasi masyarakat yang ada, " kata Nile pada Southern Cross Broadcasting.

Jubir al-Hilali membantah semua pernyataan Nile dan menyebut Nile sebagai "orang yang sedang mencari sensasi. " Keysar juga menegaskan, rencana pendirian partai Islam itu tidak ada kaitannya dengan pernyataan-pernyataan Nile.

"Partai-partai politik sudah memberikan perhatian yang tidak adil pada warga Muslim. Kami harus melakukan apa yang kami bisa untuk membuat para politisi itu lebih fokus pada isu-isu yang riil daripada memecah belah umat Islam, " tandas Keysar.

Ia menambahkan, partainya nanti terbuka untuk semua orang dari beragam latar belakang agama. "Partai ini bukan cuma untuk warga Muslim dan tidak akan dinamai Partai Muslim. Ide besarnya adalah untuk mengedepankan keadilan bagi semua lapisan serta nilai-nilai khusus seperti kejujuran, kesetaraan dan harga diri. (ln/aljz)