Negara-Negara Arab Diminta Antisipasi Penyebaran Virus HIV/AIDS

Sejumlah tokoh agama dan pejabat negara Arab mengemukakan kecemasannya terkait kian merebaknya virus penyebab AIDS itu. Mereka juga menekankan pentingnya segera mengakhiri sikap diam dunia Arab terhadap virus mematikan ini

Lebih dari 300 tokoh agama dan pemimpin Arabd ari 20 negara, pada Selasa (7/11) baik dari kalangan Islam maupun Kristen berkumpul di Kairo, Mesir untuk mendiskusikan masalah virus HIV dan penyakit AIDS ini. Mereka juga meminta agar membincangkan masalah AIDS di dunia Arab tidak lagi dianggap tabu.

Amat al-Alim al-Soswa, Direktur PBB untuk Program Pembangunan Wilayah Arab mengatakan, “Tahun lalu terdapat lebih dari 67.000 kasus pengidap virus HIV.” Ia meminta para pemimpin Arab untuk segera memobilisasi pencegahan virus ini.

"Epidemik ini masih baru bagi negara-negara kami, tapi perkembangan yang terus menerus pada jumlah kasus baru sekarang ini dan lemahnya struktur pembangunan untuk mengatasi HIV ini merupakan lampu kuning akan kebutuhan mobilisasi secepatnya. Saya ulangi, bahwa mobilisasi ini harus secepatnya diambil sekarang juga, sebelum terlambat,” pinta al-Soswa.

Seperti diketahui, sikap diam terhadap HIV dan AIDS ini masih dianggap normal di dunia Arab, di mana memang sebagian orang merasa risih membicarakan masalah yang berkaitan dengan seks di ruang publik. Selain itu, sejumlah penderita HIV dan AIDS di dunia Arab juga cenderung dicap jelek dan dikucilkan.

Sementara itu Sekjen Liga Arab Amr Musa yang juga hadir dalam acara diskusi konferensi itu, memprediksikan bahwa HIV dan AIDS dapat mengakibatkan kerugian ekonomi sekitar 35 persen di dunia Arab dalam kurun 25 tahun. “AIDS itu berbahaya dan penyakit yang menggangu,” tandas Musa.

Tanggapan lain muncul dari Khadijah Moalla, pakar HIV dan AIDS UNDP di Kairo, yang meminta semua pempimpin Arab untuk bekerja bersama-sama untuk menghapus stigma negatif terhadap penyakit AIDS. "Berbicara tentang AIDS di negara-negara kami sungguh dianggap sebuah kejahatan. Ini sangat penting agar kita menghapus sikap diam dan penolakan untuk kemudian mulai berjalan di jalan yang benar dengan menghentikan stigma dan diskriminasi ini,” ujar Moalla.

Di antara peserta yang hadir dalam konferensi itu tampak Syaikh Al-Azhar Muhammad Sayyid Thanthawi, Syaikh Yusuf Al-Qardhawi dan Pendeta Antonious Hanna, Ketua Kristen Koptik Yordania.(ilyas/wshpst)