Ormas Inggris yang Boikot Produk Israel, Bertambah Lagi

Kalangan di Inggris yang menyatakan boikot terhadap Israel makin meluas. Setelah kalangan akademisi, persatuan pekerja transportasi dan pekerja di Inggris (British Transport and General Workers’ Union-TGWU) memutuskan untuk memboikot semua produk buatan Israel, sebagai protes atas tindakan-tindakan militer Israel yang di lakukan di wilayah pendudukan Palestina.

"Kami mengirimkan pesan pada negara Israel, bahwa kami mendukung boikot produk-produk Israel dan barang-barang buatan Israel, " kata Barry Camfield, asisten sekretaris jenderal TGWU Minggu (8/7) malam seperti dikutip AFP.

Pernyataan boikot itu disetujui oleh hampir 3/4 dari total 350 delegasi yang hadir dalam konferensi tahunan TGWU pekan kemarin. Sayangnya, pernyataan boikot mereka tidak banyak dipublikasikan oleh media massa di dalam maupun di luar Israel.

TGWU merupakan salah satu persatuan pekerja terbesar di Inggris dengan anggota sekitar 8 ribu orang dari seluruh Inggris. Camfield mengatakan, aksi boikot itu mereka lakukan, mencontoh keberhasilan aksi boikot ekonomi yang pernah dilakukan terhadap Afrika Selatan, untuk menekan negara itu agar segera menghapus kebijakan apartheidnya.

"Sekarang, kami melakukan boikot untuk membebaskan rakyat Palestina dari penderitaan mereka akibat mesin-mesin militer negara Israel, " tukas Camfield.

Aksi boikot yang dilakukan TGWU, menambah daftar panjang organisasi-organisasi masyarakat Inggris yang menyatakan boikot terhadap Israel. Sebulan sebelumnya, organisasi persatuan perdagangan Inggris UNISON juga mengumumkan aksi boikot mereka terhadap produk-produk buatan Israel.

Bulan Juni kemarin, para profesor dan akademisi Inggris yang tergabung dalam University College Union (UCU) juga melakukan gerakan serupa. Pada bulan April, Britain’s National Union of Journalist melakukan voting untuk memutuskan boikot terhadap produk Israel, begitu juga dengan sekitar 100 dokter di Inggris yang menyerukan boikot terhadap organisasi Israeli Medical Association.

Pada tanggal 28 Mei 2006, organisasi Britain’s Architecs and Planners for Justice in Palestina (APJP) mengecam rekan-rekan mereka di Israel yang ikut serta dalam proyek pembangunan di wilayah pendudukan Israel di Palestina.

Mantan Presiden AS Jimmy Carter yang memenangkan hadiah Nobel Perdamaian tahun 2002, termasuk yang ikut mengecam perilaku Israel terhadap rakyat Palestina. Dalam bukunya berjudul "Palestine: Peace Not Apartheid", Carter mengecam keras tembok pemisah yang dibangun Israel di Tepi Barat. Kecaman Carter sempat membuat marah pemerintah Israel dan kelompok lobi Israel di AS.

Kemarahan juga ditunjukkan oleh federasi buruh di Israel Histadrut, atas keputusan boikot yang diumumkan oleh TGWU. Mereka mengancam akan memutus hubungan dengan organisasi atau kelompok di Inggris yang mendukung boikot terhadap Israel.

Jika di Inggris saja, begitu besar perhatian masyarakatnya terhadap nasib rakyat Palestina, bagaimana dengan umat Islam di Indonesia? (ln/iol)