PBB dan Puluhan Lembaga Bantuan Khawatirkan Bencana Kemanusiaan di Somalia

Pertempuran sengit yang berlangsung di ibukota Somalia selama tiga hari berturut-turut memicu eksodus sekitar 88. 000 warga di Mogadishu. Sementara PBB dan 39 lembaga bantuan di kota itu, menyatakan tidak bisa memberikan bantuan secara efektif karena situasi keamanan yang rawan.

PBB dan lembaga-lembaga bantuan itu mengkhawatirkan akan terjadinya "bencana kemanusiaan" jika situasi ini terus berlangsung. "Hampir 90. 000 orang pergi meninggalkan Mogadishu atau mengungsi ke tempat yang lebih aman di dalam kota, " kata seorang staff badan pengungsi PBB, UHNCR di Somalia.

"Anda lihat, sekelompok orang secara spontan melakukan protes, meminta bantuan pada komunitas internasional dan bertanya-tanya berapa lama lagi Mogadishu akan terus dihancurkan, " sambung petugas PBB itu.

Krisis di Somalia terjadi sejak tahun 1991. Pemerintahan sementara yang didukung PBB, gagal menciptakan keamanan di negeri itu. Selama satu tahun ini, sudah 500. 000 warga Mogadishu yang menjadi pengungsi. Ratusan ribu pengungsi kini tinggal di pondok-pondok kecil yang mereka bangun di pinggir-pinggir jalan.

Juru bicara Komisi Tinggi Urusan Pengungsi PBB di Somalia Catherine Weibel menyatakan, akses masuk untuk menyalurkan bantuan ke Mogadishu masih sulit dilalui, karena masih belum aman dan banyaknya pos-pos pemeriksaan.

"Satu-satunya solusi yang benar-benar bisa membantu warga secara efektif adalah pengertian dari kelompok-kelompok yang bertikai, " tukas Weibel. (ln/aljz)