Pemuka Kristen Yordania Desak Pemerintah Usir Para Misionaris Kristen Zionis

Umat Kristiani di Yordania mengecam aktivitas kelompok-kelompok misionaris dari negara lain, yang dianggap mengancam hubungan harmonis antara umat Kristiani dan Muslim yang selama ini terjalin dengan baik di Yordania. Mereka juga menuding kelompok-kelompok misionaris itu memiliki hubungan dengan gerakan kelompok Zionis.

Menurut Odeh Kawwas, penganut Kristen Yunani Ortodoks yang juga mantan anggota parlemen Yordania, masalah gerakan kelompok misionaris ini sebenarnya persoalan klasik yang tak kunjung usai. "Mereka menciptakan perbedaan pendapat tentang isu-isu sensitif dan memprovokasi umat Kristiani di Yordania. Kami sudah empat tahun mendesak pemerintah agar menutup toko-toko Kristen yang tidak ada kaitannya dengan toleransi dan kekristenan, " ujar Kawwas.

"Kelompok-kelompok misionaris itu punya agenda tersembunyi dan dekat dengan kelompok Kristen Zionis, " lanjut Kawwas.

"Kelompok Kristen Zionis tidak masuk dalam gereja apapun, tapi mereka terus mencari pengikut dari gereja-gereja dan juga membujuk orang-orang Islam agar mau menjadi pengikut mereka, " sambungnya.

Hal serupa diungkapkan oleh Fahd Kheitan, penganut Kristen yang juga seorang kolomnis di harian Al-Arab Al-Yawm. Kheitan mengatakan bahwa target misionaris Kristen Zionis itu adalah para jamaah gereja-gereja tradisional yang relijius. "Mereka juga ingin membuat hubungan keagamaan dengan gerakan Zionis, dan ini sangat berbahaya, " tukasnya.

Kristen Zionis adalah sebuah keyakinan yang dianut sejumlah umat Kristiani-kebanyakan di AS-bahwa Yahudi harus menguasai al-Quds pada saat kebangkitan kembali Kristus, sehingga Al-Quds bisa menjadi pusat agama Kristen. Atas dasar keyakinan itu, kalangan Kristen Zionis mendukung berdirinya negara Israel di atas wilayah Palestina. Mereka juga percayai, berdirinya negara Israel akan mempercepat kedatangan kedua Kristus ke bumi.

Kheitan menyesalkan sikap pemerintah Yordania yang tidak bisa berani melawan tekanan pemerintahan Bush di AS. "Tapi sekarang kerajaan nampaknya sudah menyadari bahwa situasi ini mengancam persatuan nasional, " imbuhnya.

Penganut Kristen di Yordania, jumlahnya empat persen dari enam juta orang total jumlah penduduk negeri itu. Bulan Februari lalu, pemerintah Yordania mendeportasi sejumlah warga negara asing karena terlibat dengan kegiatan pemurtadan dengan kedok kegiatan sosial. Warga negara asing yang dideportasi itu dilaporkan terdiri dari sejumlah pastor, misionaris dan mahasiswa di Sekolah Seminari Evangelis Yordania.

Menyusul pendeportasian itu, Gedung Putih menyatakan keprihatinannya. Menurut Sekretaris bidang Pers Dana Perino, Presiden George W. Bush menyatakan bahwa Yordania seharus memberi kebebasan bagi para misionaris itu untuk melakukan kegiatannya.

Laporan Biro Demokrasi AS pada tahun 2006 menyebutkan, ada 42 organisasi hak asasi manusia dan buruh serta kelompok misionaris yang beroperasi di Yordania. Sementara Presiden Yordan Baptist Convention mengungkapkan, pada tahun 2005 lebih dari 500 Muslim Yordania yang beralih agama ke agama Kristen yang bisa jadi penyebabnya karena dampak aktivitas kelompok-kelompok misionaris di negeri itu. (ln/iol/mol)