Pengkaderan Jihad untuk Anak-anak di Libanon

Hanya penuturan pendek, namun barangkali mengungkap banyak hal di balik keberhasilan pasukan Hizbullah Libanon mempertahankan diri dan melawan pasukan Zionis Israel dalam peperangan beberapa waktu lalu. Seorang wartawan, bernama Mazin Halwani, bekerja di harian Uyun Masyahid. Beberapa hari lalu, ia mengirimkan sedikit pengalamannya saat melakukan liputan di Libanon Selatan.

“Aku lewati jalan di antara reruntuhan gedung dan puing-puing bangunan yang runtuh. Salah satu bangunan, tingginya 9 tingkat terletak di jantung kota Harah Harbak, Selatan Libanon, tidak jauh dari lokasi pertahanan Hizbullah. Hampir semua gedung di sekitarku runtuh hancur akibat mesin perang Israel yang menjatuhkan bom membabi buta ke wilayah ini.”

“Takdir menggiringku melewati sebuah bangunan di antara reruntuhan bangunan yang lain. Di antara reruntuhan bangunan itu, aku melihat sebuah kertas petunjuk yang tertinggal. Kertas itu, terselip di antara reruntuhan batu dari sebuah gedung yang sudah hancur.”

“Sesaat aku perhatikan apa isi kertas bertuliskan “Al-Irsyadaat” (petunjuk) itu. Aku segera menduga kertas petunjuk itu adalah bagian dari permainan anak-anak di wilayah tersebut. Kertas permainan jihad yang mungkin biasa dimainkan oleh anak-anak di sini. Melalui kertas petunjuk itu, jika sang anak berhasil melewati beberapa target, ia berarti menang dan bisa mendapat kehormatan untuk turut membebaskan Baitul Maqdis dari pendudukan Israel. Jadi, urut-urutan petunjuk itu berisi panduan bagi sang anak yang bermain sampai bisa membebaskan Al-Aqsha.”

“Kertas itu akhirnya aku ambil dan aku baca lebih teliti. Aku berpikir bahwa ini adalah salah satu upaya pengkaderan jihad yang menjadi salah satu aspek pendidikan yang dilakukan para pejuang Libanon, untuk anak-anak mereka. Anak-anak dilatih sejak kecil untuk tujuan membebaskan Masjid Al-Aqsha dan menanamkan hal itu dalam pikiran mereka.”

“Aku berpikir, kenapa kita tidak belajar mendidik anak-anak agar mereka memiliki mental kuat, untuk berjuang merebut kemenangan? Kenapa kita masih hanya terkejut dan kagum dengan kemenangan yang diperoleh para pemuda yang usianya belum menginjak 20 tahun di Palestina dan Libanon? Mereka dahulunya bermain dengan sesuatu yang menanamkan kuat wacana perlawanan dan memperoleh kemenangan,” ujar Halwani (na-str/iol)