PM Denmark dan Presiden Iran Kecam Keras Kartun Nabi Muhammad saw

Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menyebut mereka yang telah melecehkan Nabi Muhammad saw ber-‘jiwa rendah’, tidak memiliki nilai-nilai sebagai manusia. Ahmadinejad mengungkapkan hal itu, mengomentari munculnya kembali kartun-kartun yang melecehkan Nabi Muhammad di Denmark.

Kantor berita ISNA melaporkan, Ahmadinejad melontarkan kecaman pedas itu saat rapat kabinet. "Tindakan seperti itu menunjukkan betapa lemahnya dan gagalnya para pemimpin liberalisme," kata Ahmadinejad seperti dilansir ISNA.

Sementara itu, Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen menyatakan mengecam keras perbuatan anggota organisasi kepemudaan dari Partai Rakyat Denmark (Danish People’s Party) yang telah membuat gambar-gambar kartun yang melecehkan Nabi Muhammad saw.

"Tindakan yang dilakukan oleh sebagian kecil anak-anak muda ini tidak bisa diterima. Kelakuan mereka tidak serta merta mewakili sikap rakyat Denmark atau anak muda di Denmark dalam memandang umat Islam dan Islam," kata Rasmussen seperti dikutip kantor berita Ritzau.

Rasmussen berusaha meredam kemarahan warga Muslim namun ia mengatakan bahwa bangsa Denmark tidak bisa dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipublikasikan oleh media independen.

Para pemuka Islam di Denmark menyatakan tidak akan terprovokasi dengan munculnya-lagi-lagi kartun yang menghinakan Nabi Muhammad saw. Namun mereka menyesalkan tindakan stasiun televisi dan surat kabar Denmark yang menayangkan dan memuat kartun-kartun tersebut.

"Kami sudah bekerja sangat keras untuk menyelesaikan persoalan ini sejak muncul konflik awal tahun ini. Kali ini, situasinya berbeda. Tentu saja ini sangat menyedihkan, tapi kami semua tahu bagaimana sikap DPP terhadap umat Islam dan Islam, gambar-gambar itu tidak ditujukan untuk dipublikasikan," ujar Abu Laban, seorang imam di Copenhagen.

Juru bicara Danish Islam Community, Qassim Said menyatakan, ia tidak menginginkan masalah ini menjadi isu yang meledak. Menurutnya, tindakan yang ‘tidak bertanggungjawab’ itu adalah masalah internal.

"Surat kabar yang mempublikasikannya hanya mencari popularitas," kata Said.

Menurut Said, perwakilan dari organisasi-organsasi Islam di Denmark akan bertemu dengan pemimpin redaksi surat kabar Avisen, David Trads untuk membicarakan masalah publikasi kartun tersebut. (ln/iol/theStar)